Jumat, 30 Januari 2009

SURVIVAL BASIC

Pengertian Survival
Bagi orang – orang yang senang berpetualang dan menjelajah gunung, hutan dan lainnya, harus selalu menyadari adanya resiko di dalam kegiatan tersebut. Resiko apa saja yang mungkin muncul dalam berkegiatan alam bebas terbuka berkaitan erat dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam kegitan tersebut.
Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang essensial dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan alam bebas terbuka. Namun dengan pehamanan, kemampauan dan persiapan akan lebih meminimalisasi bahaya yang kemungkinan timbul.
Dalam berkegiatan alam bebas terbuka, secara umum sumber bahaya dapat berasal dari diri kita sendiri (Subjective Danger), dimana sumber bahaya ini masih berada dibawah kendali kita, potensi bahaya ini bisa berasal dari kurangnya persiapan, keteledoran, sakit, dan lainnya. Bahaya yang kedua adalah bahaya yang bersumber dari lingkungan sekitar (Objective Danger), merupakan potensi bahaya yang berada di luar kendali kita, misalnya badai, hujan, kabut, binatang buas dan sebagainya.
Bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai resiko, suatu waktu mungkin kita akan akan terpaksa mengalami kondisi kritis bahkan survival.
Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan hidup. Sedang survival sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan atau penjelajahan di alam bebas. Orang yang berada dalam keadaan survival sendiri disebut survivor.
Pengetahuan dan tehnik survival harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini, paling tidak ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang harus dilakukannya. Berhasil tidaknya seseorang atau sekelompok orang keluar dari kondisi survival ini, juga sangat tergantung dari kesiapan mental dan fisiknya.
Bagi penggiat alam bebas terbuka huruf – huruf dalam kata survival merupakan beberapa tindakan yang bisa dan mesti dilakukan dijabarkan sebagai berikut :
S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita memahami daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat “Harus Hidup dan “Harus Hidup”
A : Act Like The Native
Mencoba memahami, menghormati perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.

SURVIVAL INDIVIDU
Berada pada keadaan survive seorang diri, selain menghadapi masalah tehnis juga akan mengalami masalah kejiwaan. Sendiri dalam kondisi survival akan mengundang rasa kesepian, bosan, takut ataupun panik.
Kesepian dan bosan dalam kondisi ini seorang diri adalah masalah besar yang harus dapat diatasi ataupun dihindarkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan hidup saat survival.
Secara Psikologis mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan mengerjakan sesuatu yang akan berguna bagi kondisi survival ini, tapi tetap mengatur dan memelihara emosi, kesadaran dan fisik kita.

SURVIVAL KELOMPOK
Berkelompok dalam keadaan survival lebih banyak keuntungannya dari pada survival perorangan, karena pada survival perorangan, seluruh bahaya dan pekerjaan akan dihadapi seorang diri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya komunikasi serta saling menjaga.
Walaupun dalam berkelompok banyak hal yang dapat dilakukan untuk kepentingan bersama tetapi banyak hal yang juga dapat merugikan kelompok. Menyamakan persepsi, tujuan, prioritas pekerjaan adalah hal yang tak mudah, akan banyak waktu pula yang akan terbuang.
Untuk menjaga agar kebersamaan tetap terkontrol pada keadaan survival kelompok, seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin. Dimana seorang yang dipilih mempunyai beberapa kretaria yang bukan hanya kemampuan psikoloigs dan fisikologis saja juga skill yang berhubungan dengan pengetahuan dan tehnik survival.
Dengan mengakui salah seorang dari anggota untuk dijadikan pemimpin sudah dapat menyelesaikan satu masalah dalam kebersamaan

Selasa, 27 Januari 2009

Alain Robert is The Real Spiderman

Biografi Alain Robert (The Real Spider-MAN)

Alain Robert (lahir 7 Agustus 1962 di Valence, Drôme, Perancis sebagai Robert Alain Philippe) adalah pemanjat tebing dan pemanjat urban. Dengan nama panggilan "Spider-Man," Robert adalah seorang pemanjat urban, pemanjat free solo dan memanjat exteriors yang licin dari gedung pencakar langit.
Walaupun pemanjat urban terkenal lainnya terkadang menggunakan alat bantu, Robert tidak menggunakan alat-alat keselamatan atau peralatan apapun. Ia hanya menggunakan tangan kosong dan sepatu panjat, Robert sendiri telah memanjat lebih dari 70 bangu
nan raksasa di seluruh dunia termasuk banyak bangunan tertinggi di dunia.
Sebagai anak laki-laki, Robert mulai
dengan memanjat tebing batu di daerah sekitar rumahnya, karir boldering dimulai pada usia 12 ketika ia lupa dimana kuncinya dan terkunci apartement orang tuanya yang berada di lantai delapan Daripada menunggu mereka kembali ke rumah, Alain dengan mudahnya memanjat menuju rumahnya.
Pada usia 19 dan 20 ia mengalami dua kecelakaan, di mana ia terjatuh dari ketinggian 15 meter dan menderita beberapa luka permanen dan vertigo. Dokter beranggapan ia akan cacat 60 persen dan Robert berkata dia tidak akan dapat memanjat lagi. Namun, dalam 6 bulan kemudian dia kemb
ali memanjat. Dia terus memilih bangunan yang menantang dan terus mengimprovisasikan keterampilannya, dan mengasah keterampilan rock climbing di French Alps sebelum beralih ke bangunan-bangunan.

Strategi
Karena hampir semua negara tidak memberikan izin untuk hal yang menimbulkan bahaya seperti ini, Alain Robert berencana muncul diam-diam, biasanya pada dini hari, di samping gedung pencakar langit di kota-kota di seluruh dunia dimana ribuan penonton tak akan berhenti kagum dari apa yang terjadi. Akibatnya, ia telah ditangkap di berbagai negara berkali-kali oleh polisi yang menunggu di bagian atas gedung
.
Kondisi fisiknya dan ahli teknik pemanjatan membolehkannya untuk memanjat dinding bangunan dan jendela (seperti tonjolan jendela dan bingkai). Banyak pemanjatannya tidak memberikan kesempatan untuk istirahat dan dapat berakhir lebih dari satu jam. Dengan tinggi 1,65 m (5'5 "), dia pendek dan ringan, kombinasi yang meningkatkan kecekatan saat memanjat. Kadang ia membawa kantong magnesium (chalk bag) yang digunakan untuk menyerap keringat, yang terikat pada pinggangnya.
Spekulasinya dimulai dengan mencoba memanjat bangunan tertinggi di dunia pada saat itu, Menara Kembar, Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia. Sementara pihak berwenang Malaysia menanti kejadian itu, mereka terkejut ketika satu hari pada tahun 1997 tiba-tiba
dia terlihat beberapa lantai atas di samping menara dalam pemanjatannya menuju puncak menara. Dia akhirnya ditangkap saat mencapai lantai 60, 28 lantai lagi dari 88 lantai yang ada.
Sementara di Sears Tower di Chicago, Illinois pada tahun 1999, ia mengalami pemanjatan yang paling menantang selama karirnya. Di dekat bagian atas lantai 110, kumpulan kabut tebal menyelimuti logam dan kaca dinding pada 20 lantai yang terakhir sehingga dapat menyebabkannya terpeleset. Meskipun pemanjatan menjadi agak lambat dan menguras tenaga, Alain Robert berhasil dan mencapai bagian atas gedung.
Pada bulan Februari 2003, secara legal ia memanjat 656 feet, gedung National Bank Abu Dhabi, UEA, yang disaksikan
oleh sekitar 100.000 penonton. Pada bulan April, ia berhasil memanjat kantor pusat raksasa minyak Total SA di La Défense, di luar Paris, untuk memprotes invasi di Irak.
Sekarang Robert dibayar untuk memanjat bangunan-bangunan sebagai bagian dari upaya publikasi. Pada bulan Mei 2003, dia dibayar sekitar $ 18.000 untuk memanjat 312 feet, Lloyd's of London untuk mempromosikan premier dari film Spider-Man di saluran televisi Inggris, Sky Movies.
Pada tanggal 19 Oktober 2004, dia melampaui 614 feet dari kantor pusat perusahaan minyak Perancis Total, dengan memakai kostum SpiderMan. Pada tanggal 11 Juni 2005 dia memanjat Cheung Kong Centre di Hong Kong, berjarak 283 m (928 kaki) 62 lantai.

Pada tanggal 1 September 2006, dia memanjat bangunan tertinggi di Lithuania dan Negara Balkan, Europa Tower (148 m) di Vilnius. Memakai setelan hitam dan menggunakan tali panjat, yang ia lepaskan beberapa kali, dia sampai ke tempat pengamatan gedung (114 m) dalam 40 menit. Juga di tahun 2006, dia naik Torre Vasco da Gama di Portugal sebagai bagian dari sebuah iklan untuk operator selular nasional Optimus. Dia menyelasaikan tahun ini dengan memanjat Santa Fe World Plaza di Mexico City, pada 7 Desember. Pada tanggal 23 Feb dari 2007, ia memanjat secara legal kantor pusat Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), di pantai kota Abu Dhabi (Uni Emirat Arab).
Pada tanggal 20 Maret 2007, dia m
emanjat Menara Kembar Petronas lagi, menandai sepuluh tahun sejak dia naik di Menara Kembar Petronas. Dia membiarkan dirinya mencapai lantai 60, mengibarkan bendera Malaysia dan mendapat tepukan tangan dari polisi yang menunggunya, pemadam kebakaran, dan perwakilan media sebelum menyalaminya. Dia borgol dan dipaksa keluar dari lokasi sebelum dibawa ke kantor polisi.
Pada tanggal 31 Mei 2007, dia melampaui gedung tertinggi di, Jin Mao Building berlantai 88, Shanghai, China. Sekali lagi dengan memakai kostum Spiderman. Robert kemudian ditangkap dan dipenjarakan selama 5 hari sebelum diusir dari Cina.


Pemanjatan Terkemuka
Beberapa monumen dan gedung pencakar langit yang telah dipanjat Alain Robert:
Sydney, Australia - Sydney Tower dan Sydney Opera House
Rio de Janeiro, Brasil – Hotel Vermont Rio de Janeiro
Montreal, Quebec, Kanada – Crown Plaza Hotel Montreal
Hong Kong - The Far East Finance Centre The Far East,The Cheung Kong Centre
London, Inggris
- One Canada Square, Lloyd’s Building
Paris, Perancis - Menara Eiffel, Grande Arche di La Défense,Obelisk di Place de la Concorde, Tour Montparnasse, Tour Cristaldi Front De Seine,Mercurial Towers di Bagnolet
Frankfurt, Jerman – Menara Dresdner Bank
Milan, Itali – Banca di Milano
Tokyo, Japan – Shinjuku Center Building Tokyo,
Warsawa, Polandia – Marriott Hotel Warsawa
Johannesburg, Afrika Selatan – IBM Tower
Abu Dhabi, Uni Emirat Arab – National Bank of Abu Dhabi dn the Etisalat, Abu Dhabi Investment Authority , Headquarters Building,
Amerika Serikat - Empire State Building – New York, Sears Tower – Chicago, Illinois,Golden Gate Bridge – San Francisco, Blue Cross Tower – Phi
ladelphia, Pennsylvania, Luxor Hotel Pyramid – Las Vegas, Nevada,
Tampere, Finlandia – Hotel Ilves
Malaysia - Petronas Tower 1 – Kuala Lumpur (ditangkap di lantai 60, tahun 1997), Petronas Tower 2 – Kuala Lumpur (ditangkap pada lantai 60 saat Visit Malaysia year 2007), Sabah Foundation Building – Kota Kinabalu, Sabah. (untuk pengumpulan dana), Melia Hotel – Kuala Lumpur
Taiwan – Taipei 101
Venezuela – Parque Central Torre Venezuela
Spanyol – Torre Agbar Barcelona
Portugal -Torre Vasco da Gama, 25 de Abril Bridge
Mexico City, Mexico- Santa Fé World Plaza Corporate Tower

Bratislava, Slowakia – Slovak Radio Building Bratislava
Shanghai, China – Jin Mao Building

Kecelakaan- kecelakaan
Alain Robert mengatakan bahwa ia telah jatuh tujuh kali dalam hidupnya. Yang terburuk adalah
jatuh yang kedua kalinya pada tahun 1982. Pada tanggal 18 Januari 1982, di umur 19, ia jatuh 15 meter ketika anchor dan tali terlepas selama pelatihan. Dia terluka pergelangan tangan, tumit dan hidung dan mengalami tiga operasi. Pada 29 September 1982, saat umur 20, ia jatuh 15 meter ketika talinya terputus ketika melakukan rappelling. Ia mengalami koma selama lima hari dan luka pada kedua lengan bagian depannya, sikunya, panggul, dan hidung. Dia juga menderita pendarahan otak dan vertigo. Dia mengalami enam operasi pada kedua tangan dan siku.
Pada tahun 2004, ia jatuh ketika naik dua meter dari bangunan stasiun televisi Korea setelah wawancara. Ia mendarat dengan siku, dan diperlukan empat puluh jahitan, tetapi kemudian ia memanjat gedung tertinggi di dunia Taipei 101, sebagai bagian dari seminggu pembukaan resmi.
Pada tahun 2005, ia jatuh delapan meter, ketika mengajarkan bagaimana cara bergantung dengan kaki saat memanjat. Dia menekuk kedua tangan ke belakang pada jalur yang mudah, namun kehilangan
keseimbangan dan jatuh kepala terlebih dahulu dan mematahkan kedua pergelangan tangannya. Ia kembali mengalami koma dan menghabiskan dua bulan di rumah sakit.

Penangkapan di Houston
Pada tanggal 22 November 2005, dia ditangkap karena ia memanjat bangunan One Houston Center di Houston, Texas. Dia dituntut dengan pidana memasuki wilayah tanpa izin. Tuntutan pidananya juga karena pemilikan dua pil yang ditemukan polisi. Ia menyatakan pil itu merupakan resep obat Urbanyl, obat-obatan yang digunakan untuk mencegah serangan sakit epilepsi. Ia menghabiskan dua hari di penjara dan kemudian muncul di pengadilan pada 29 No
vember dan memberikan bukti dari resep dokter, dan mengapa obat itu diberikan padanya. Pada tanggal 20 Desember ia memanjat di Cristal Tower di Paris memprotes penangkapannya. Pengadilan berikutnya dijadwalkan 4 Januari 2006, tetapi Robert mengatakan bahwa dia akan memanjat di Mexico pada saat itu.
Pada tanggal 15 Maret 2006 ia memanjat salah satu Mercurial Towers (122) m di Bagnolet memprotes tujuh hari di penjara, sebelum kembali ke Texas untuk melayani pertanyaan di pengadilan. Pada 31 Maret dia muncul sebelum pengadilan di Houston. Hukuman atas obat-obatan telah dijatuhkan, namun karena nota resep yang sah, hukuman penjara dikurangi menjadi satu hari dan denda sebesar $ 2000 karena memasuki wilayah tanpa izin


Keluarga
Alain Robert dan istrinya Nicole memiliki tiga anak. Ia kerap kali memanggil anak-anaknya setelah dia mencapai bagian atas sebuah bangunan. Anak-anaknya juga dilatih memanjat olehnya.

Jumat, 09 Januari 2009

MANAGEMENT ROPE

Satu lagi alat penting yang akan buat kantong kempis untuk kebanyakan dari kita. Tali ini tidak murah seperti halnya hidup kamu. Tali kernmantel yang dibuat pertama kali oleh EDELRID pada tahun 1951 yaitu tali khusus yang dipakai tukang panjat dan tukang turun tebing. Tali (rope) merupakan peralatan dasar dan tak terpisahkan dalam berbagai kegiatan mountaineering, baik yang tak mempunyai resiko tinggi seperti berkemah atau mendaki gunung, sampai kegiatan yang menuntut tingkat keselamatan (safety procedur) seperti panjat tebing, penyusuran gua, pengarungan sungai atau olahraga petualangan lainnya.
Dalam banyak hal nyawa kita akan sangat tergantung dari cara kita merawat dan menggunakan tali. Tali tidak bekerja sendiri dalam melindungi dan memberikan rasa aman (safety) kepada kita dalam melakukan suatu kegiatan, tetapi merupakan mata rantai dalam rangkaian keselamatan bagi kita. Mata rantai lainnya adalah simpul, karabiner, harness, alat belaying dan sebagainya.

JENIS TALI
Serat Alam
Dibuat dari bahan yang diperoleh dari alam, seperti serat tumbuhan, daun atau kulit kayu. Jenis tali ini sudah jarang digunakan oleh penggiat alam. Contoh jenis tali ini antara lain Abaca (serat manila) atau sisal

Serat Buatan
- BRAID ROP
E
Umumnya dibuat dari pilinan tiga tali yang merupakan hasil pilinan pula
Kelebihannya :
- Tahan terhahadap abrasi /aus
-Mempunyai daya lentur (elastisitas)yang tinggi (sekitar 40%)
-Dalam keadaan darurat tali ini dapat diurai menjadi tiga bagian, yang bila disambung dapat menjadi tiga kali panjang semula

Kekurangannya:
-Setelah pemakain yang cukup lama, cenderung menjadi kaku
-Mudah melintir bila dipakai untuk desending mempergunakan alat (descender)
-Debu dan kerikil halus mudah melekat pada tali, sehingga dapat juga merusak alat
lainnya
- KERNMANTLE
Adalah jenis tali yang dibuat dari bahan Nylon, Tali ini, seperti namanya, terdiri dari dua bagian ; KERN (bahasa jerman yang artinya INTI) dan MANTLE (bahasa inggris kuno yang artinya SELUBUNG/LAPISAN LUAR) . Sehingga jenis tali ini dinamakan Kernmatle. Umum yang dipakai berdiameter 7,6 mm – 11 mm. Kita biasa menyebutnya karamantel. Bagian inti memberikan kekuatan sekitar 70% dan bagian selubungnya yang juga tahan terhadap gesekan memberikan kekuatan sekitar 30%.

Untuk memilih dan membeli tali kernmantel untuk memanjat gunakan 3 aturan wajib berikut:

* 1. Beli tali baru dan jangan pernah beli yang bekas meskipun dari teman dekat atau sodara sendiri. Ini masalah hidup atau mati bro!
* 2. Gunakan tali kernmantel yang dinamik dan bukan yang statik. Tali panjat memanjat harus dinamik artinya tali tersebut lentur dan meregang/ melar (stretch). Tali ini harus melar tujuannya untuk menahan impak pada tali tsb saat kamu jatuh. Kalo talinya tak melar maka selain mudah putus tali itu juga bisa bikin tulang-tulangmu patah karena tubuhmu harus menempa hentakan keras. Tali statik hanya digunakan untuk turun tebing (rapeling) atau mengangkut peralatan dan suplai (hauling) pada aid climbing.
* 3. Pastikan ukuran tali bakal kompatibel dengan belay device yang akan digunakan. Contoh Grigri memerlukan tali yang ukuran diameter terkecil 10 mm. Kalo kamu pake tali kernmantel lebih kecil dari ukuran tersebut maka grigri tak akan berfungsi saat kamu mencoba menghentikan pemanjat yang jatuh, dan anda akan tau lah akibatnya.




Jenis Kernmantle
Dinamic
Jenis tali ini akan meregang beberapa persen apabila terbebani (misal; 6,5 ٪ pada beban lurus seberat 80 kg). . Tali ini ter-amat sangat kuat yang akan menjamin anda tetap tergantung saat terjatuh, asalkan si pembelay dan sistemnya baik.Tali ini dibuat dengan kelenturan yang cukup tinggi untuk menahan hentakan sekaligus meminimalkan cedera. Bayangkan bila anda jatuh 20 kaki saat memanjat meggunakan tali tanpa daya lentur, pasti tulang belakang anda patah. Penggunaan utama tali dinamis adalah untuk memanjat (lead climbing). Walapun ini bisa digunakan untuk rappelling, top rope and hauling (mengangkat barang) tetapi akan cepat merusak tali.
- Bagian intinya dianyam, bagian luarnya dianyam cukup renggang, sehingga mempunyai daya lentur (yoyo effect) cukup tinggi (25 %)
- Kekutatan tali tergantung dari diameternya dan perhitungan pemakainnya
- Umumnya digunakan sebgai tali panjat atau beck up belay
- Umumnya berwarna mencolok atau cerah
- Untuk pemakai satu tali (Single Rope Tehnique) berdiameter 9,7 – 11mm, pemakaian ganda pemakain dua tali 8,1 – 9,1 mm dan pemakaian rangkap dua 7,7 – 9,1 mm.
- Perhitungan Impact Force ( telah diuji coba oleh UIAA)
- Jumlah Fall Rating. Fall Rating adalah batasan berapa kali tali menahan beban jatuh. Standard UIAA adalah 5, tetapi banyak jenis tali yang mempunyai fall rating antara 10-12. Adalah penting mendata setiap kali tali menahan beban jatuh.
- Jumlah Bobbinnya (jumlah tali yang telah dipilin pada bagian intinya)
-Tipe dan diameter tali
Tipe dan diameter tali juga berkaitan dengan kegiatan yang kita lakukan, Namun diameter suatu tali bukanlah ukuran kekuatan tali tersebut, lebih kecil diameternya,maka akan lebih ringan. Umumnya tali yang ringan amat berguna apabila melakukan pemanjatan yang sulit dengan rute yang tinggi.
Dari jenis pemanjatan kamu, aturan umum untuk memilih ukuran diameter seperti dibawah ini.
TOPROPE dan serbaguna: Gunakan tali tunggal ukuran diameter 11 mm
SPORT CLIMBING: Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2 mm
Single Rope, dipakai secara tunggal. Dalam tehnik belaying, umumnya belayer akan memakai alat belaying untuk satu tali (Single Rope Tehnique). Berdiameter mulai dari 9,4 mm –11 mm.





Half / Double Rope. Dua tali berbeda dengan diameter sama dimana satu utas tali dikaitkan secara terpisah pada runners yang berlawanan, ini bertujuan agar salah satu tali berfungsi sebagai back-up, jika tali satunya gagal berfungsi dengan sempurna. Tali ini digunakan untuk jalur dimana posisi pengaman (hanger/runners) longgar, kurang aman, jalur yang berbahaya, atau jenis batuan yang tajam. Berdiameter 8,1 – 9,1 mm

Twin Rope. Dua tali yang berbeda dengan diameter sama. Dipakai dengan dikaitkan pada runners secara ganda. Umumnya digunakan pada ekspedisi pemanjatan dengan rute yang cukup tinggi atau panjang (multi picth climbing). Berdiameter mulai 7,6 mm – 9,1 mm



Static
Tali statis mempunyai daya lentur yang sangat kecil, tidak banyak meregang apabila terbebani. Jenis tali ini tidak boleh untuk pengaman pemanjat (lead climbing). Penggunaan utamanya adalah untuk tehnik rappelling/abseiling, jummaring/ jugging, ataupun hauling..
- Bagian dalamnya tidak dipilin/dianyam, bagian luar rapat, sehingga daya elastisnya kecil (10 %)
- Kuat, untuk batas tertentu sesuai dengan petunjuk penggunaan,
- Biasanya digunakan untuk rapplling, jummaring dan hauling.
- Umumnya berwarna dasar putih
- Berdiameter 9 – 11mm

Semi Static
- Bagian luarnya tidak dianyam rapat/renggang (seperti tali dinamis), bagian luarnya dianyam agak rapat ( seperti tali statis), sehingga daya lenturnya rendah tetapi mudah untuk dibuat simpul
- Umumnya digunakan pada tehnik penyelamatan (evakuasi) dengan tehnik menarik ke atas (hauling), Daya lenturnya yang rendah dimaksudkan agar korban tidak terlalu banyak mengalami guncangan

- CORD / PRUSIK
Tali ini lebih dikenal dengan nama tali prusik, karena sering digunakan untuk membuat simpul prusik. Bentuk dan pilinanya sama dengan tali kernmantle, namun dengan diameter 6 -7 mm. Warna tali ini pada umumnya merupakan kombinasi beberapa warna.

- WEBBING
Tali yang berbentuk pipih (tape) dengann lebar 20 -2,5 mm. Jenis tali ini adalah tubular tape ( mempunyai rongga) dan non tubular tape. Berguna sebagai set up anchor, slinge, swami sit harness dan sebagainya.

PILIHAN TALI
- Standard (non-dry) Rope
Bentuk tali ini dari warna dan corak dari ujung satu sampai ujung satunya sama. Jenis tali ini mudah menyerap air.
- Dry Rope
Adalah jenis tali yang kalis air (waterproof). Umumnya digunakan untuk pemanjatan tebing es (ice climbing). Air memang tidak berpengaruh pada kemampuan tali, namun akan menambah berat tali
- Bi-colour Rope
Tali ini sedikit unik, setengah panjangnya bercorak dan berwarna berbeda dari setengah panjangnya yang lain
- Half-n-half Rope
Pada tali ini terdapat tanda pada bagian tengahnya. Seiring penggunaannya tanda tersebut lama kelamaan akan hilang. Sangat penting mengetahuai bagian tengah tali, sehingga dalam suatu pemanjatan kita dapat menentukan apakah kita dapat meneruskankannya atau tidak

Dalam pembelian talipun kita harus bisa dapat memilihnya dengan baik dan disesuiakan dengan kebutuhan, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Antara lain :
- Panjang Tali
- Pabrikannya
- Diameter Tali
- Nomer serinya dan tahun pembuatannya,
- Berstandarisasi Internasional

PEMELIHARAAN TALI
Pentingnya tali sebagai bagian dari keselamatan kita, maka dapat dimengerti mengapa kita harus menjaga dan memelihara tali sebaik mungkin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Hindari ujung tali yang terurai dengan memotongnya
- Jika harus memotong tali, buat simpul pada kedua bagian yang akan dipotong, sehingga antara bagian luar dan dalam tak bergeser.
- Tali yang baru dibeli dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan bahan kimia yang mungkin masih tersisa dari pabrik pembuatnya
- Pencucian tali yang baik dapat menyatukan bagian luar dan dalam
- Hindari tali dari lingkungan yang bersuhu 215° – 220°C
- Hindari tali dari zat kimia seperti asam battery, oli atau bensin
- Jangan menduduki tali atau menginjaknya
- Dalam pemakaian, sebisa mungkin lindungi tali dari gesekan pada bebatuan atau pohon
- Hindari turun (descending) dengan cara melompat dan menghentak – hentak
- Bebaskan tali dari semua simpul dan gulung dengan baik
- Periksalah tali sebelum dipakai kembali
- Catatlah riwayat tali untuk mengetahui perkiraannya pada saat akan digunakan kembali seperti tanggal pembelian, diameter, merk, panjang, frekuensi pemakaian, bahkan imfact force-nya (berapa kali tali menahan beban jatuh)

PENGGUNAAN TALI
Penggunaan tali (tanpa beban jatuh) tergantung dari
- Frekuensi pemakaian dan cara penanganannya
- Jenis batuan
- Berdasarkan pintalan tali

Tali dianjurkan tidak digunakan, bila :
- Rusak mekanis (tertimpa batu, terinjak crampon)
- Bagian luarnya (mantle) telah terurai
- Ada bagian yang keras pada bagian intinya
- Terkena atau terkontaminasi zat kimia
- Sesudah umurnya 5 -7 tahun meskipun tak terpakai
- Sudah mengalami beberapa kali imfact force (menahan beban jatuh)

MENGGULUNG TALI
Pada saat disimpan atau dibawa, tali sebaiknya digulung (coiling). Cara umum menggulung tali adalah dengan metode Mountainerr’s Coil dan Butterfly Coil/ Pack Coil. Tetapi itupun juga tergantung kondisi dan kebutuhan dan kebiasaan orang terhadap cara menggulungnya. Mountainner’s Coil biasanya digulung kemudian dibawa dengan diselempangkan pada tubuh atau dimasukkan dalam ransel, sedang Butterfly Coil digulung, kemudian dibawa seakan–akan seperti ransel. Adapula tehnik penggulungan lainnya, misalnya Chaining Coil digunakan untuk menggulung tali yang sangat panjang (100 – 200 m) terutama tali statis.
mountaineer coil


handy coil


butterfly coil

Rabu, 07 Januari 2009

Ed Viesturs


About Ed

Birthdate: 6/22/59
Specs: 5-foot-10, 165 pounds
Home: Bainbridge Island, Washington
Full Bio:
Click here to download.

Ed Viesturs is America's leading high altitude mountaineer, having climbed many of the world's most challenging summits, including ascending Mount Everest six times. He recently completed a 16-year quest to climb all 14 of the world's highest mountains (above 8,000 meters) without the use of supplemental oxygen. In doing so, he became the first American and the 5th person in the world to accomplish this. He reached the summit of his 14th peak, Annapurna, on May 12, 2005.

"When I first attempt a Himalayan peak," Viesturs explains, "I climb without bottled oxygen, even if it keeps me from reaching the summit. My personal goal is to see how I can perform, to experience the mountain as it is without reducing it to my level. For me, how I reach the top is more important than whether I do.

"I'm aware of the tricks that altitude and hypoxia can play on you. While climbing, I test myself, asking myself whether I'm aware of the conditions, of my actions, and of what is around me. "

"Once climbers are on oxygen," Viesturs continues, "they become stronger. But it's a bit of a crutch. Without it, I don't have a mechanical apparatus that can fail on me and thereby endanger me. The oxygen system is awkward. Sunglasses won't fit over the mask, so I have to wear goggles, which fog up. Also, I can't seem to suck enough air fast enough through the valves of the mask -- I have to rip it off to take a full breath.

"Most importantly, I'm aware of the tricks that altitude and hypoxia can play on you. While climbing, I test myself, asking myself whether I'm aware of the conditions, of my actions, and of what is around me. Exhaustion and hypoxia can cause one to lose it mentally, and I never allow myself to fall into this state. When I'm guiding, however, I always use oxygen. You're there for the clients, and oxygen does enable you to function better, both physically and mentally."

Viesturs was born in 1959 and grew up in the flatlands of Rockford, Illinois, where the highest objects on the horizon were water towers. His parents were immigrants - his father, a mechanical design engineer from Latvia; his mother from Germany - who arrived in the early 1950s. In high school, Viesturs read and was captivated by Annapurna, the French climber Maurice Herzog's famous and grisly account of the first ascent of an 8,000-meter peak in 1950. I reminded Viesturs that Herzog's tale had a lot more frostbite, amputation, and near-death suffering than it did fun. "That's not what interested me," he replied.

"What I liked was that these guys had a goal and they just wouldn't give up. They spent months and months finding the mountain; then they climbed it. So simple, so basic. I'm a very goal-oriented person, and I like things that take a long time to accomplish."

After some beginner's rock climbing at Devil's Lake, Wisconsin, Viesturs left the Midwest for the University of Washington in 1977 and inaugurated a long-running obsession with Mount Rainier. "I could see it from my dorm window, and it became my focus," he says. "I was maniacal about it. Every weekend, I'd bum a ride or hitchhike, rain or shine, just to be on the mountain."

He eventually landed a job as a guide with Rainier Mountaineering Inc., then began a four-year period combining veterinary studies at Washington State University in Pullman and guiding during the summer. After becoming a vet in 1987, Viesturs practiced in two clinics run by friends who reluctantly gave him months off at a time to climb in the Himalayas. Finally, his absences were too long and too frequent, and he was forced to choose: be a vet or be a climber. He chose the mountains.

ETIKA DAN GAYA DALAM PANJAT TEBING


ETIKA
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), etika berarti nilai mengenai suatu benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Pelanggaran terhadap suatu nilai biasanya tak akan mendapatkan sanksi yang legal. Dan antara suatu masyarakat satu dengan yang lain sering kali mempunyai etika yang berbeda terhadap suatu hal yang sama.
Diantara pemanjat, juga terdapat etika yang berbenturan. Suatu contoh, ketika Ron Kauk membuat suatu jalur dengan tehnik rap bolting (memasang sejumlah baut tebing pada jalur pemanjatan) di dinding besar Yosemite, Amerika Serikat, yang merupakan wilayah pemanjat tradisional dan mempunyai peraturan konservasi alam yang ketat. Pembuatan jalur dengan cara demikian tak dibenarkan oleh para pemanjat tradisional di wilayah ini, Jhon Bachar (pemanjat kawakan Amerika Serikat), menganggap bahwa semua jalur yang ada di dinding besar, Yosemite, harus dibuat dengan cara tradisional, yaitu sambil memanjat (leading). Kasus ini menjadi besar karena sampai menimbulkan perkelahian diantara kedua pemanjat yang berlainan aliran tersebut. Ini menggambarkan bagaimana etika sering menimbulkan perdebatan, namun kasus ini hanya salah satu dari berbagai masalah yang kerap timbul dalam hal pembuatan jalur.
Sebetulnya ruang lingkup etika dalam pemanjatan tebing terdiri dari;
Masalah teknik pembuatan jalur
Secara umum ada dua tehnik pembuatan jalur yang saat ini dianut, yaitu aliran tradisional dan aliran modern. Pada prinsipnya pembuatan jalur secara tradisional adalah membuat jalur sambil melakukan pemanjatan, tehnik ini cenderung bernilai petualangan karena lintasan yang akan dilalui sama sekali baru, tanpa pengaman tetap, tanpa dicoba terlebih dahulu. Tehnik ini berkembang di Eropa sampai tahun 70-an, namun kini masih dianut oleh sebagaian besar pemanjat Amerika Serikat. Sementara pembuatan jalur modern terdiri dari dua cara yang banyak digunakan. Cara pertama adalah dengan teknik tali tetap (fix rope tehnique), pada teknik ini pembuatan jalur dilakukan dengan cara rappelling bolting atau ascending bolting pada tali tetap yang telah dipasang terlebih dahulu. Cara kedua mirip dengan cara pertama, tetapi tidak dengan memanfaatkan tali tetap, melainkan menggunakan top rope. Kelebihannya, pembuat jalur dapat membuat perencanaan arah jalur dan penempatan pengaman lebih presisi karena gerakan pemanjatan dapat diketahui terlebih dahulu.
Masalah penamaan jalur
Siapa yang berhak memberi nama pada suatu jalur pemanjatan, si pembuat jalur atau pemanjat pertama yang menuntaskan jalur?, juga tidak aturannya. Biasanya pembuat jalur bersikeras untuk menjadi orang pertama yang menyelesaikan jalur tersebut. Kadangkala mencapai waktu hingga berminggu-minggu untuk membuat sekaligus menyelesaikan suatu jalur baru. Tapi ada kalanya jalur yang dibuat terlalu sulit dan jauh diluar kemampuan si pembuat jalur.
Masalah keaslian jalur
Hal ini biasanya dikaitkan dengan banyaknya jumlah pengaman tetap yang ada dalam jalur tersebuit. Suatu jalur misalnya dengan jumlah bolt tujuh buah akan tetap tujuh dan tak boleh bertambah sesuai dengan kode etiknya, ini sudah resmi menjadi sebuah jalur. Yang menjadi masalah, apakah suatu jalur dengan jarak antar bolt yang sangat jauh tak dapat ditambah dalam batas yang wajar atau juga sebaliknya apakah jalur yang jarak bolt terlalu rapat tidak dapat dikurangi.. Tradisi di Yosemite, bila seorang berhasil memanjat suatu jalur yang cukup mudah, katakanlah setinggi 15 m, dengan hanya dua buah bolt saja, hal ini akan berlaku bagi semua pemanjat yang akan menggunakan jalur pemanjatan tersebut tanpa penambahan bolt lagi. Tradisi ini memang mendapat protes dari banyak pemanjat pemula yang merasa sanggup menyelesaikan jalur tersebut, namun tak mau mengambil resiko dengan hanya menggunakan dua bolt saja. Contoh lain, jika seorang pemanjat merasa suatu jalur dengan jumlah bolt yang wajar terlalu mudah, berhakkah ia mengurangi jumjah bolt yang ada atau sampai sejauh manakah kita bisa menghargai pemanjat pertama yang membuka jalur ? (sampai yang paling ekstrim).
Masalah bentuk permukaan tebing
Untuk masalah yang satu ini, hampir semua pemanjat sepakat bahwa hal itu tabu atau haram untuk dilakukan, baik itu menambah kesulitan mapun membuat jalur tersebut menjadi lebih mudah. Walaupun hanya sebagian kecil dari lokasi pemanjatan yang menerima hal ini, namun hanya pada permukaan yang tanpa cacat tebing sama sekali (blanks) agar kesinambungan dari bentuk asli jalur sebelum dan sesudahnya dapat terjaga.

GAYA
Pengertian gaya di dalam panjat tebing menyangkut metode dan peralatan serta tingkat petualangan dalam suatu pemanjatan. Petualangan berarti tingkat kepastian hasil yang akan dicapai.
Gaya
harus sesuai dengan pemanjatan. Gaya yang berlebihan untuk tebing yang kecil, sebaik gaya apapun gaya tersebut, akhirnya akan menjadi buruk. Memanjat secara alamiah dengan bantun teknis terbatas adalah gaya yang terbaik. Kita harus bekerjasama dengan tebing, jangan memaksanya. Kita dapat memanfaatkan point-point alamiah seperti tonjola, rekahan tebing, pohon dan lainnya. Gaya yang baik adalah penyesuain yang sempurna dengan penapakan dari dua sisi yang baik antara ambisi dan kemampuan.
Tak ada pemanjatan yang sama. Standar yang baik selalu dapat diterapkan dan juga memungkinkan penyelesaian menjadi ciri masing-masing rute, itulah prinsip pemanjatan pertama kita. Prinsip ini dapat membimbing kita dalam masalah gaya dan etika. Kita telah memliki standar minimum yang telah siap dan tersedia untuk dijadikan sasaran. Penerimaan terhadap prinsip ini memungkinkan kita untuk meniadakan pertentangan pendapat tentang gaya umum. Keuntungan lain adalah gaya dari pembukaan jalur adalah gaya yang layak, dan dapat memberikan keuntungan psikologis kepada pemanjat-pemanjat berikutnya, bahwa rute tersebut paling tidak, pernah dicoba. Dengan menghargai pemanjat yang menyelesaikannya atau membuat jalur, dan memperlihatkan bahwa kita memahami nilainya, serta menganggap pemanjatan mereka sebagai suatu hasil karya, maka pemanjatan mereka bukanlah sesuatu yang harus dikalahkan.
Dalam bukunya How to Rock Climb; Face Climbing, Jhon Long menguraikan dan membuat klasifikasi yang lebih sempit mengenai beberapa gaya yang ada, diantaranya adalah;


- Onsight Free Solo
Istilah onsight berarti memanjat suatu jalur tanpa pernah mencoba dan juga belum pernah melihat orang lain memanjat di jalur tersebut. Jalur tersebut dipanjat tanpa informasi apa-apa. Sedangkan solo berarti tanpa tali. Jadi onsight free solo berarti pemanjatan tali untuk pertama kali bagi seorang pemanjat tanpa berbekal informasi apapun.

- Free Solo
Pemanjatan suatu jalur tanpa menggunakan tali, tapi pernah mencoba walaupun belum hapal benar jalur tersebut.


- Worked Solo
Pemanjatan tanpa tali dengan sebelumnya pernah mencoba berkali-kali sampai benar-benar ‘hapal mati’ seluruh bentuk permukaan tebing.

- Onsight Flash/Vue
Memanjat suatu jalur tanpa pernah mencobanya, tapi pernah melihat pemanjat lain dijalur yang sama, namun tak pernah mendapat informasi apa-apa. Memanjat dengan menggunakan tali sebagai perintis jalur (leader) dan memasang pengaman (running belay). Pemanjat tidak sekalipun jatuh dan juga tidak mengambil nafas/istirahat disepanjang jalur


- Beta Flash
Pemanjatan tanpa mencoba dan melihat orang lain memanjat dijalur tersebut, namun telah mendapat informasi tentang jalur dan bagian-bagian sulitnya (crux). Pemanjat kemudian memanjatnya tanpa jatuh dan tanpa istirahat sepanjang jalur.


- Déjà vu
Seorang pemanjat kembali memanjat jalur yang akan ia panjat beberapa tahun sebelumnya namun gagal menyelesailkannnya, dengan kemampuan yang lebih baik, namun dengan sedikit ingatan ia berhasil menyelesaikan jalur tersebut.


- Red Point
Memanjat sutu jalur yang telah dipelajari dengan sangat baik, tanpa jatuh dan memanjat sambil memasang pengaman sebagai perintis jalur.


- Brown Point
Ada
beberapa macam untuk kategori ini, misalnya seorang pemanjat merintis suatu jalur, lalu jatuh dan menarik tali, kemudian meneruskan pemanjatan dari titik pengaman terakhir ia jatuh (hangdogging). Pemanjatan dengan top rope juga termasuk dalam kategori ini. Lalu ada lagi pemanjatan dengan bor pertama dipasang terlebih dahulu. Sebenarnya masih banyak lagi yang masuk dalam kategori ini. Seluruh kategori ini menceritakan berbagai taktik, strategi atau trik untuk mempelajari sekaligus mencoba menyelesaikan suatu jalur.



PERTIMBANGAN LAIN
Gunakan Chock dan Runners (titik pengaman) alam. Memanjat tebing adalah sesuatu kesatuan yang harus ditangani secara hati-hati. Yang harus diperhatikan adalah masalah penggunaan runners alam dan chockstone buatan, karena alat tersebut akan membiarkan tebing tetap utuh. Penggunaan piton (pasak tebing) dalam suatu pemanjatan masih menimbulkan cacat pada tebing. Kerusakan yang ditimbulkan antara lain;

- Mempersulit atau mempermudah rute dengan merubah sifatnya
- Menimbulkan goresan
- Memperlebarcelah
- Dapat melepas belahan betu besar atau serpihan-serpihan batu

Jadi walaupun dalam kasus-kasus dimana pembuat jalur menggunakan piton, kita harus berusaha memperkecil penggunaan piton karena sifatnya yang merusak.

Sampah. Sebaiknya membawa makanan bukan dalam kemasan yang tak dapat hancur oleh proses alam, atau sebaiknya membawa sampah kita kembali.

Selasa, 06 Januari 2009

SURVIVAL BASIC


SURVIVAL BASICS

The advances in the development of outdoor clothing, equipment, emergency food and techniques have been growing rapidly in recent years. For those beginners interested in using the outdoors there is unlimited information available. However, experience is the best teacher in any outdoor situation and your reaction in a survival situation depends on your education. Always keep in mind that it can happen to you. Those who are mentally and physically prepared to survive are more likely to do so. To deal with an emergency situation one must be able to make decisions, improvise and remain calm.

Fear - For anyone faced with an emergency situation, fear is a normal reaction. Unless an emergency situation has been anticipated, fear is generally followed by panic then pain, cold, thirst, hunger, fatigue, boredom and loneliness. It is extremely important to calmly assess the situation and not allow these seven enemies to interfere with your survival.

Pain - Pain may often be ignored in a panic situation. Remember to deal with injuries immediately before they become even more serious.

Cold - Cold lowers the ability to think, numbing the body and reducing the will to survive. Never allow yourself to stop moving or to fall asleep unless adequately sheltered.

Thirst - Dehydration is a common enemy in an emergency situation and must not be ignored. It can dull your mind, causing you to overlook important survival information.

Hunger - Hunger is dangerous but seldom deadly. It may reduce your ability to think logically and increase your susceptibility to the effects of cold, pain and fear.

Fatigue - Fatigue is unavoidable in any situation so it is best to keep in mind that it can and will lower your mental ability. Remember that in an emergency situation this is often the bodies way of escaping a difficult situation.

Boredom & Loneliness - These enemies are quite often unanticipated and may lower the mind's ability to deal with the situation.


HOW TO:

Build a Fire - Building a fire is the most important task when dealing with survival in the wilderness. Be sure to build yours in a sandy or rocky area or near a supply of sand and water as to avoid forest fires. The most common mistakes made by those attempting to build a fire are: choosing poor tinder, failing to shield precious matches from the wind and smothering the flames with too large pieces of fuel. The four most important factors when starting a fire are spark - tinder - fuel - oxygen.

The most common ways to create spark are:

1. Waterproof, strike-anywhere matches are your best bet. Matches may be water-proofed by dipping them in nail polish. Store your matches in a waterproof container.

2. A cigarette lighter is also a good way to produce a spark, with or without fuel.

3. The flint and steel method is one of the oldest and most reliable methods in fire starting. Aim the sparks at a pile of dry tinder to produce a fire.

4. The electric spark produced from a battery will ignite a gasoline dampened rag.

5. Remove half of the powder from a bullet and pour it into the tinder. Next place a rag in the cartridge case of the gun and fire. The rag should ignite and then may be placed into the tinder.

6. Allow the suns rays to pass through a magnifying glass onto the tinder.

Dry grass, paper or cloth lint, gasoline-soaked rags and dry bark are all forms of tinder. Place your tinder in a small pile resembling a tepee with the driest pieces at the bottom. Use a fire starter or strip of pitch if it is available.

It is important to keep in mind that smaller pieces of kindling such as, twigs, bark, shavings and gasoline, are necessary when trying to ignite larger pieces of fuel. Gather fuel before attempting to start your fire. Obviously dry wood burns better and wet or pitchy wood will create more smoke. Dense, dry wood will burn slow and hot. A well ventilated fire will burn best.

Build a Shelter - A small shelter which is insulated from the bottom, protected from wind and snow and contains a fire is extremely important in survival. Before building your shelter be sure that the surrounding area provides the materials needed to build a good fire, a good water source and shelter from the wind.

Wilderness shelters may include:

1. Natural shelters such as caves and overhanging cliffs. When exploring a possible shelter tie a piece of string to the outer mouth of the cave to ensure you will be able to find your way out. Keep in mind that these caves may already be occupied. If you do use a cave for shelter, build your fire near its mouth to prevent animals from entering.

2. Enlarge the natural pit under a fallen tree and line it with bark or tree boughs.

3. Near a rocky coastal area, build a rock shelter in the shape of a U, covering the roof with driftwood and a tarp or even seaweed for protection.

4. A lean-to made with poles or fallen trees and a covering of plastic, boughs, thick grasses or bark is effective to shelter you from wind, rain and snow.

5. A wigwam may be constructed using three long poles. Tie the tops of the poles together and upright them in an appropriate spot. Cover the sides with a tarp, boughs, raingear or other suitable materials. Build a fire in the center of the wigwam, making a draft channel in the wall and a small hole in the top to allow smoke to escape.

6. If you find yourself in open terrain, a snow cave will provide good shelter. Find a drift and burrow a tunnel into the side for about 60 cm (24 in) then build your chamber. The entrance of the tunnel should lead to the lowest level of you chamber where the cooking and storage of equipment will be. A minimum of two ventilating holes are necessary, preferably one in the roof and one in the door.



CLOTHING AND EQUIPMENT

Clothing - Clothing must provide warmth and offer protection from the elements. Layers of light, natural fibers are best. Hats are a must, as they offer protection from both the heat and cold. Water proof outer layers are necessary.

Equipment - Equipment must be easily manageable and promote survival in any situation. Items to carry in your pockets may include a fire starter, waterproof matches and/or lighter, a pocket knife, goggles, compass, small first-aid kit and some sort of trail food.

Survival kit - Items should be packed in a waterproof container that can double as a cooking pot and water receptacle and be attached to your belt.

Backpack - A good, comfortable backpack is mandatory. Loads of about 18 kg (40 lb.) are average. Items to include are; flashlight, extra jacket, socks and mittens, a pocket saw, gas camp stove, first-aid kit, emergency food, and a tent and fly.

CHECK LIST

Useful items to include on your hike are:
1. A map and compass.

2. A large, bright plastic bag will be useful as a shelter, signaling device or in lieu of raingear.
3. A flashlight with extra batteries.
4. Extra water and food.
5. Extra clothing such as raingear, a toque and gloves, a sweater and pants.
6. Sun protection such as sunglasses, sunscreen, a hat and long sleeved clothing.
7. A sharp pocket knife.

8. Waterproof matches, a lighter and/or a flint.
9. Candles and fire starter.
10. A first aid kit.

11. A whistle, flares, a tarp.

Backpack - A good, comfortable backpack is mandatory. Loads of about 18 kg (40 lb.) are average. Items to include are; flashlight, extra jacket, socks and mittens, a pocket saw, gas camp stove, first-aid kit, emergency food, and a tent and fly.

CHECK LIST

Useful items to include on your hike are:
1. A map and compass.
2. A large, bright plastic bag will be useful as a shelter, signaling device or in lieu of raingear.
3. A flashlight with extra batteries.
4. Extra water and food.
5. Extra clothing such as raingear, a toque and gloves, a sweater and pants.
6. Sun protection su
ch as sunglasses, sunscreen, a hat and long sleeved clothing.
7. A sharp pocket knife.
8. Waterproof matches, a lighter and/or a flint.
9. Candles and fire starter.
10. A first aid kit.
1
1. A whistle, flares, a tarp.


FINDING FOOD & WATER

It is possible to live for extended periods of time on little or no food. Research shows that a healthy individual can survive on 500 calories a day with no side effects and with plenty of water and a comfortable resting place can live approximately three weeks without food. During cold weather or periods of heightened activity more food is required to maintain a normal body temperature.

Water is much more important. Two to three cups of water are required each day to stay healthy. It is wise to conserve the water in your body by reducing activities that may promote water loss.Finding water during the summer months is quite easy. Running water such as springs or streams in isolated areas is generally safe for consumption but be aware that water in stagnant areas such as sloughs and ponds may carry disease and should either be boiled for a minimum of three minutes, or iodine (nine drops per quart) or halazone tablets added. It is wise to carry a water purification pump with you. This allows the hiker to make use of stagnant water in any situation and it is not necessary to carry water with you. In areas where no surface water is available, dig into damp soil and allow this muddy water to settle and become clear. Water may also be found on the dew of plants, by collecting rainwater or in fish juices.

During the winter months it is wise to look for water under ice. Melting ice as opposed to snow is more fuel efficient. Remember that hard-packed snow will yield more water than light, fluffy snow. Do not eat snow as it tends to dehydrate the body

Finding food in the wilderness may prove slightly more difficult but by no means impossible. Try and sustain with natural foods before using your emergency survival kit rations. If water is not readily available try to limit your food consumption to carbohydrates, as proteins use more water to digest. Keep in mind that all fur-bearing animals and grass seeds are edible and that there is more food value in the roots of plants than the greens. Extra care should be taken when consuming seafood. Try to avoid mussels during the summer months as they contain certain toxins which are not present during the winter. Sea urchins, a prickly purple or green sea creature, may be consumed by breaking them open and eating the red or yellow eggs inside. Steam snails, clams and limpets. Frogs, snakes, lizards and birds are also edible. Remove the head, entrails and skin before adding them to the pot

Minggu, 04 Januari 2009

TENDA

PEMILIHAN TENDA
Tenda adalah rumah bagi pendaki gunung, tempat kita melepas lelah setelah menempuh beberapa lama perjalanan mendaki suatu gu
nung, tenda juga melindungi kita dari cuaca yang kadang ektrim sekalipun.
Saat ini tenda untuk pendakian mempunyai dua prinsip pelapisan perlindungan, yaitu dinding bagian dalam yang terbuat dari bahan yang bernafas (breathable) atau bahan non-waterproof dan dinding luar(flysheet) yang terbuat dari bahan yang anti air. Ini bertujuan mengatasi faktor kondensasi yang dihasilkan oleh tubuh dan beberapa aktifitas di dalam tenda. Kondensasi terjadi karena hawa panas yang dihasilkan oleh tubuh dan atau memasak di dalam tenda, jadi untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dinding dalam tenda terbuat dari bahan yang non waterproof, agar hawa panas tersebut bisa keluar.
Kemudian untuk melindungi bagian dalam tenda dari hujan dan hawa lembab serta angin dingin gunung, lapisan flysheet yang waterproof mengambila peranan tersebut.
Beberapa hal yang penting dalam m
emilih tenda yang baik, antara lain:
- mudah didirikan
- poles atau rangka tenda terdiri dari beberapa bagian
dan dihubungkan oleh sebuah tali elastis di dalamnya, dan poles/frame bisa dikaitkan langsung pada tenda lewat titik kait (clips) atau wide sleeves-nya.
- Flysheet-nya tahan air, juga UV-resisten
- Mepunyai ruang yang cukup dan sebanding dengan rasio beratnya.
- Mempunyai lapisan jaring an
ti serangga pada pintunya.
- Mempunyai beranda (Vestibule) yang cukup luas
- Ventilasinya cukup baik
- Struktur tidak terlalu tinggi, agar lebih tahan terhadap terpaan angin.

JENIS-JENIS TENDA
Berdasarkan penggunaannnya, tenda dapat dikategorikan sebagai berikut;
- Three Season Tents (tenda yang dapt dipakai unt
uk tiga musim)
Banyak digunakan pada pendakian gunung-gunung yang tidak terlalu ekstrem. Dari berbagai tipe, biasanya mempunyai konstruksi yang sederhana dan kadang hanya mempunyai satu atau dua frame (poles) saja.
- Four Season dan ExpeditionTent

Umumnya dipakai oleh pendaki gunung-gunung tinggi, yang beriklim lebih ekstrem dan dingin. Mempunayi konstruksi yang lebih tahan angin serta material yang lebih baik dari tenda Three Season. Mempunyai 3-4 frame (poles).

Berdasarkan desin dan konstruksinya maka tenda itupun dapat dikelompokkan dalam;
1. Ridge. Tenda berbentuk segitiga memanjang, ba
ik yang rangka utamanya sam (Tapered Ridge) atau yang tak sama tinggi rangka utamanya (Transverse Ridge)
2. Tunnel. Dibentuk dari 3-4 rangka utama berbentuk setengah lingkaran
3. Single Hoop. Tenda yang hanya mempunyai satu frame (poles) dan non free standing.
4. Cross Over Pole Dome. Tenda berb entuk seperti kubah, mempunyai 2-3 rangka (poles) yang diletakkan bersilangan.
5. Geodesic. Tenda ini lebih tahan terhadap angin. banyak dipakai pada pendakian gunung-gunung tinggi. Mempunyai 4 rangka, dua rangka saling bersilangan, dan dua rangka lagi diletakkan menghimpit secara diagonal.

ridge tunnel


single hoop cross over poles/dome

geodesic