Minggu, 12 April 2009

Istilah-istilah dan peralatan dalam Rock Climbing

Aid Climbing ; Suatu tehnik memanjat tebing dengan menggunakan alat-alat untuk menambah ketinggian. Seperti ascender, tali statis, stirrup dan lainnya.
Cheater Stick ; Dapat secara kasar sebagi si tongkat curang. adalah sejenis pengait yang dapat dihubungkan dengan dengan runner/carabinner, dengan begini pemanjat dapat melewatkan beberapa pengaman tetap (hanger)

Chiken Bolt ; Baut yang ditempatkan oleh pemanjat awal, karena tak cukup berani memanjat suatu bagian tebing tertentu tanpa tambahan baut tebing.
Cow's Tail ; Sling web
bing atau prusik. ujung satunya dikaitkan pada harness, ujung lainnnya dapat dikaitkan pada runner/hanger untuk beristirahat
Daisy Chin ; Webbing sepanjang lebih kurang 1 m, yang dijahit dan mempunyai beberapa loop sepanjang selebar 5 cm. Berguna untuk membebaskan runner dengan mengaitkannnya pada runner. Kelebihannnya jarak dari runner, dapat diatur sesuai kebutuhan.

Expanding ; Bentuk permukaan batuan tebing, biasnya berupa serpihanyang meregang atau bergerak ketika pengaman yang terpasang terbebani
Hanging Belay : Mengamankan pemanjat secara menggantung, disebabkan karena tak adanya teras pada tebing

Hauling : Menaikkan atau menurunkan peralatan dengan sistem katrol menggunakan pulley. Biasanya dilakukan dalm multipitch climbing, setelah leader menyelesaikan satu tahapan pemanjatan
Jugging
: Umum disebut ascending /prusikking. Tehnik meniti tali dengan ascender.
Jump Testing : Metode menguji pengaman/runner yang telah terpasang. Caranya dengan menempatkan etrir/stirrup
pada pengaman, kemudian injak loop terakhir, sentakkan dengan lompatan-lompatan kecil
Manky/Dicey : Batu a
tau piton yang goyah dam membahayakan.
Pendulum : Gerakan mengayun secara horisontal. Umumnya untuk perpindahan dari sisi tebing ke sisi sampingnya, dikarenakan tak
ada lagi cacat batuan yang bisa dijadikan tumpuan pemanjatan.
Portaledge : Sejenis velbed, yang digantung pada pengaman/hanger. Berguna untuk beristirahat

Rivet : Sejenis sekrup dari baja, ditempatkan (diketuk dengan palu tebing) ke dalam lubang tebing yang datar, untuk menjepi rivet hanger. Lebih efesien dari baut tebing, namun tak cukup aman dan kuat
Rivet Hanger : Kabel
baja berbentuk dua loop yang menyilang, dikaitkan pada rivet (baut tebing)

Rurp : Singkatan dari Realized Ultimate Reality Piton. Sebentuk baja tipis sebesar perangko. Dipasang pada celah sempit dan dangkal.

Siege Tactic : Tehnik pemanjatan multipitch (banyak tahapan) menggunakan tali tetap (fixed rope). Pada sistem ini perintis jalur dapat turun dan bermalam. Lalu melakukan jugging/prusikking sampai titik terakhir yang dicapai, kemudian melakukan lead climber lagi.
Single Push
Tactic ; Kebalikan dari Siege Tactic, dimana pemanjat bermalam pada titik terkahir, lalu meneruskannnya
Stacking : Mengganjal /menumpuk beberapa piton, berlawanan arah. Ini dilakukan karena celah terlalu lebar untuk satu piton dan tak ada lagi titik yang dapat dijadikan tumpuan pengaman

Tag Line : Tali yang digunakan untuk mengendalikan haul bag (tas yang digunakan untuk membawa peralatan) saat melakukan tehnik hauling
Tension Traverse : Memanjat bebas ke arah samping dengan menegangkan (tension) tali panjat
Tie-Off : Webbing 0,5 inch yang dibuat lingkaran pendek untuk dikaitkan pada piton yang masuk seluruhnya ke dalam celah tebing. Sedang piton yang dilingkari disebut tied-off

Tenching : Membor atau memahat pada sudut tebing yang polos (blank) untuk menempatkan alluminium head atau copperhead
Zippering : Pemanjat terjatuh dan sebarisan pengaman/ runner tercabut atau terlepas dari posisinya

Selasa, 07 April 2009

Dasar - Dasar Panjat Tebing

Ada banyak hal yang penting ketika seseorang menjadikan panjat tebing sebuah hobby bahkan prestasi. Beberapa hal yang harus diketahui antara lain; Bentuk tebing, yaitu bagian tebing yang dilihat secara keseluruhan, mulai dasar sampai puncak. Bagian-bagian tebing antara lain:
Blank; bentuk tebing yang mempunyai sudut 90 derajat atau biasa disebut vertikal.
Overhang; bentuk tebing yang mempunyai sudut kemiringan antara 10-80 derajat.
Roof; bentuk tebing yang mempunyai sudut 0-180 derajat terletak menggantung.
Teras; bentuk tebing yang mempunyai sudut 0-180 derajat, terletak menjorok ke dalam tebing.
Top; bagian tebing paling atas yang merupakan tujuan akhir suatu pemanjatan.

Lalu ada soal permukaan tebing yang merupakan bagian dari tebing yang nantinya akan digunakan untuk berpegang dan berpijak dalam memanjat. Bagian ini dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu:
- face ; permukaan tebing yang mempunyai tonjolan (ledges)
- slap/friction ; permukaan tebing yang tidak mempunyai tonjolan dan celah. Rata, dan mulus dan tak ada cacat batuan.
- fissure ; permukaan tebing yang berbentuk celah (crack) dari yang kecil sampai yang besar.

5 Komponen Dasar Panjat Tebing
Panjat tebing juga memerlukan tingkat fisik dan mental yang baik. Satu hal yang mungkin perlu diingat, bahwa dari satu sisi panjat tebing terlihatsebagai salah satu olahraga yang bersifat mental, karena menyelesaikan satu rute/problem anda harus membuat strategi penyelesain masalah dengan kombinasi tehnik yang baik, disisi lain karena posisi pemanjat yang menggantung dn arah gerak/posisi tubuh yang berlawanan dengan gaya gravitasi mereka perlu otot yang tidak lunak, yang ini bersifat fisik.
Komponen dasar dikategorikan dalam:
1. Komponen Fisik
Kekuatan
Kekuatan ini cakupannnya menyeluruh termasuk kekuatan tangan dan kaki (limp stregth) dan kekuatan tubuh (core strength), yaitu perut, dada, punggung dan pinggang.
Daya Tahan
Artinya kemampuan anda untuk memanjat rute yang panjang tanpa terlalu banyak berhenti/istirahat. tentunya ini sangat mendominasi para pemanjat multi pitch.
Kelenturan
Meskipun wanita pada umumnya tidak sekuat pria, namun ia amat menonjol dalam hal ini. Kelenturan akan menentukan apakah pemanjat dapat menyelesaikan satu rute tertentu atau tidak, jangan disepelekan. Selalu lakukan pemanasan kemudian melenturkan tubuh, sebelum memanjat. Kombinasi kelenturan dan kekuatan akan menjadikan alur gerak (fluidity) si pemanjat akan indah, mudah (padahal sulit) dan mengesankan.
2. Komponen Non Fisik
Mental dan Sikap
Keduanya harus positif. Keadaan mental akan menjelma menjadi sikap yang mempengaruhi keberhasilan suatu pemanjatan.
Tehnik
Jangkauannnya umum, bisa termasuk gabungan dari komponen fisik di atas. Tehnik-tehnik didapat dari proses belajar dan pengalaman yang tidak sebentar.