Jumat, 09 Januari 2009

MANAGEMENT ROPE

Satu lagi alat penting yang akan buat kantong kempis untuk kebanyakan dari kita. Tali ini tidak murah seperti halnya hidup kamu. Tali kernmantel yang dibuat pertama kali oleh EDELRID pada tahun 1951 yaitu tali khusus yang dipakai tukang panjat dan tukang turun tebing. Tali (rope) merupakan peralatan dasar dan tak terpisahkan dalam berbagai kegiatan mountaineering, baik yang tak mempunyai resiko tinggi seperti berkemah atau mendaki gunung, sampai kegiatan yang menuntut tingkat keselamatan (safety procedur) seperti panjat tebing, penyusuran gua, pengarungan sungai atau olahraga petualangan lainnya.
Dalam banyak hal nyawa kita akan sangat tergantung dari cara kita merawat dan menggunakan tali. Tali tidak bekerja sendiri dalam melindungi dan memberikan rasa aman (safety) kepada kita dalam melakukan suatu kegiatan, tetapi merupakan mata rantai dalam rangkaian keselamatan bagi kita. Mata rantai lainnya adalah simpul, karabiner, harness, alat belaying dan sebagainya.

JENIS TALI
Serat Alam
Dibuat dari bahan yang diperoleh dari alam, seperti serat tumbuhan, daun atau kulit kayu. Jenis tali ini sudah jarang digunakan oleh penggiat alam. Contoh jenis tali ini antara lain Abaca (serat manila) atau sisal

Serat Buatan
- BRAID ROP
E
Umumnya dibuat dari pilinan tiga tali yang merupakan hasil pilinan pula
Kelebihannya :
- Tahan terhahadap abrasi /aus
-Mempunyai daya lentur (elastisitas)yang tinggi (sekitar 40%)
-Dalam keadaan darurat tali ini dapat diurai menjadi tiga bagian, yang bila disambung dapat menjadi tiga kali panjang semula

Kekurangannya:
-Setelah pemakain yang cukup lama, cenderung menjadi kaku
-Mudah melintir bila dipakai untuk desending mempergunakan alat (descender)
-Debu dan kerikil halus mudah melekat pada tali, sehingga dapat juga merusak alat
lainnya
- KERNMANTLE
Adalah jenis tali yang dibuat dari bahan Nylon, Tali ini, seperti namanya, terdiri dari dua bagian ; KERN (bahasa jerman yang artinya INTI) dan MANTLE (bahasa inggris kuno yang artinya SELUBUNG/LAPISAN LUAR) . Sehingga jenis tali ini dinamakan Kernmatle. Umum yang dipakai berdiameter 7,6 mm – 11 mm. Kita biasa menyebutnya karamantel. Bagian inti memberikan kekuatan sekitar 70% dan bagian selubungnya yang juga tahan terhadap gesekan memberikan kekuatan sekitar 30%.

Untuk memilih dan membeli tali kernmantel untuk memanjat gunakan 3 aturan wajib berikut:

* 1. Beli tali baru dan jangan pernah beli yang bekas meskipun dari teman dekat atau sodara sendiri. Ini masalah hidup atau mati bro!
* 2. Gunakan tali kernmantel yang dinamik dan bukan yang statik. Tali panjat memanjat harus dinamik artinya tali tersebut lentur dan meregang/ melar (stretch). Tali ini harus melar tujuannya untuk menahan impak pada tali tsb saat kamu jatuh. Kalo talinya tak melar maka selain mudah putus tali itu juga bisa bikin tulang-tulangmu patah karena tubuhmu harus menempa hentakan keras. Tali statik hanya digunakan untuk turun tebing (rapeling) atau mengangkut peralatan dan suplai (hauling) pada aid climbing.
* 3. Pastikan ukuran tali bakal kompatibel dengan belay device yang akan digunakan. Contoh Grigri memerlukan tali yang ukuran diameter terkecil 10 mm. Kalo kamu pake tali kernmantel lebih kecil dari ukuran tersebut maka grigri tak akan berfungsi saat kamu mencoba menghentikan pemanjat yang jatuh, dan anda akan tau lah akibatnya.




Jenis Kernmantle
Dinamic
Jenis tali ini akan meregang beberapa persen apabila terbebani (misal; 6,5 ٪ pada beban lurus seberat 80 kg). . Tali ini ter-amat sangat kuat yang akan menjamin anda tetap tergantung saat terjatuh, asalkan si pembelay dan sistemnya baik.Tali ini dibuat dengan kelenturan yang cukup tinggi untuk menahan hentakan sekaligus meminimalkan cedera. Bayangkan bila anda jatuh 20 kaki saat memanjat meggunakan tali tanpa daya lentur, pasti tulang belakang anda patah. Penggunaan utama tali dinamis adalah untuk memanjat (lead climbing). Walapun ini bisa digunakan untuk rappelling, top rope and hauling (mengangkat barang) tetapi akan cepat merusak tali.
- Bagian intinya dianyam, bagian luarnya dianyam cukup renggang, sehingga mempunyai daya lentur (yoyo effect) cukup tinggi (25 %)
- Kekutatan tali tergantung dari diameternya dan perhitungan pemakainnya
- Umumnya digunakan sebgai tali panjat atau beck up belay
- Umumnya berwarna mencolok atau cerah
- Untuk pemakai satu tali (Single Rope Tehnique) berdiameter 9,7 – 11mm, pemakaian ganda pemakain dua tali 8,1 – 9,1 mm dan pemakaian rangkap dua 7,7 – 9,1 mm.
- Perhitungan Impact Force ( telah diuji coba oleh UIAA)
- Jumlah Fall Rating. Fall Rating adalah batasan berapa kali tali menahan beban jatuh. Standard UIAA adalah 5, tetapi banyak jenis tali yang mempunyai fall rating antara 10-12. Adalah penting mendata setiap kali tali menahan beban jatuh.
- Jumlah Bobbinnya (jumlah tali yang telah dipilin pada bagian intinya)
-Tipe dan diameter tali
Tipe dan diameter tali juga berkaitan dengan kegiatan yang kita lakukan, Namun diameter suatu tali bukanlah ukuran kekuatan tali tersebut, lebih kecil diameternya,maka akan lebih ringan. Umumnya tali yang ringan amat berguna apabila melakukan pemanjatan yang sulit dengan rute yang tinggi.
Dari jenis pemanjatan kamu, aturan umum untuk memilih ukuran diameter seperti dibawah ini.
TOPROPE dan serbaguna: Gunakan tali tunggal ukuran diameter 11 mm
SPORT CLIMBING: Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2 mm
Single Rope, dipakai secara tunggal. Dalam tehnik belaying, umumnya belayer akan memakai alat belaying untuk satu tali (Single Rope Tehnique). Berdiameter mulai dari 9,4 mm –11 mm.





Half / Double Rope. Dua tali berbeda dengan diameter sama dimana satu utas tali dikaitkan secara terpisah pada runners yang berlawanan, ini bertujuan agar salah satu tali berfungsi sebagai back-up, jika tali satunya gagal berfungsi dengan sempurna. Tali ini digunakan untuk jalur dimana posisi pengaman (hanger/runners) longgar, kurang aman, jalur yang berbahaya, atau jenis batuan yang tajam. Berdiameter 8,1 – 9,1 mm

Twin Rope. Dua tali yang berbeda dengan diameter sama. Dipakai dengan dikaitkan pada runners secara ganda. Umumnya digunakan pada ekspedisi pemanjatan dengan rute yang cukup tinggi atau panjang (multi picth climbing). Berdiameter mulai 7,6 mm – 9,1 mm



Static
Tali statis mempunyai daya lentur yang sangat kecil, tidak banyak meregang apabila terbebani. Jenis tali ini tidak boleh untuk pengaman pemanjat (lead climbing). Penggunaan utamanya adalah untuk tehnik rappelling/abseiling, jummaring/ jugging, ataupun hauling..
- Bagian dalamnya tidak dipilin/dianyam, bagian luar rapat, sehingga daya elastisnya kecil (10 %)
- Kuat, untuk batas tertentu sesuai dengan petunjuk penggunaan,
- Biasanya digunakan untuk rapplling, jummaring dan hauling.
- Umumnya berwarna dasar putih
- Berdiameter 9 – 11mm

Semi Static
- Bagian luarnya tidak dianyam rapat/renggang (seperti tali dinamis), bagian luarnya dianyam agak rapat ( seperti tali statis), sehingga daya lenturnya rendah tetapi mudah untuk dibuat simpul
- Umumnya digunakan pada tehnik penyelamatan (evakuasi) dengan tehnik menarik ke atas (hauling), Daya lenturnya yang rendah dimaksudkan agar korban tidak terlalu banyak mengalami guncangan

- CORD / PRUSIK
Tali ini lebih dikenal dengan nama tali prusik, karena sering digunakan untuk membuat simpul prusik. Bentuk dan pilinanya sama dengan tali kernmantle, namun dengan diameter 6 -7 mm. Warna tali ini pada umumnya merupakan kombinasi beberapa warna.

- WEBBING
Tali yang berbentuk pipih (tape) dengann lebar 20 -2,5 mm. Jenis tali ini adalah tubular tape ( mempunyai rongga) dan non tubular tape. Berguna sebagai set up anchor, slinge, swami sit harness dan sebagainya.

PILIHAN TALI
- Standard (non-dry) Rope
Bentuk tali ini dari warna dan corak dari ujung satu sampai ujung satunya sama. Jenis tali ini mudah menyerap air.
- Dry Rope
Adalah jenis tali yang kalis air (waterproof). Umumnya digunakan untuk pemanjatan tebing es (ice climbing). Air memang tidak berpengaruh pada kemampuan tali, namun akan menambah berat tali
- Bi-colour Rope
Tali ini sedikit unik, setengah panjangnya bercorak dan berwarna berbeda dari setengah panjangnya yang lain
- Half-n-half Rope
Pada tali ini terdapat tanda pada bagian tengahnya. Seiring penggunaannya tanda tersebut lama kelamaan akan hilang. Sangat penting mengetahuai bagian tengah tali, sehingga dalam suatu pemanjatan kita dapat menentukan apakah kita dapat meneruskankannya atau tidak

Dalam pembelian talipun kita harus bisa dapat memilihnya dengan baik dan disesuiakan dengan kebutuhan, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Antara lain :
- Panjang Tali
- Pabrikannya
- Diameter Tali
- Nomer serinya dan tahun pembuatannya,
- Berstandarisasi Internasional

PEMELIHARAAN TALI
Pentingnya tali sebagai bagian dari keselamatan kita, maka dapat dimengerti mengapa kita harus menjaga dan memelihara tali sebaik mungkin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Hindari ujung tali yang terurai dengan memotongnya
- Jika harus memotong tali, buat simpul pada kedua bagian yang akan dipotong, sehingga antara bagian luar dan dalam tak bergeser.
- Tali yang baru dibeli dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan bahan kimia yang mungkin masih tersisa dari pabrik pembuatnya
- Pencucian tali yang baik dapat menyatukan bagian luar dan dalam
- Hindari tali dari lingkungan yang bersuhu 215° – 220°C
- Hindari tali dari zat kimia seperti asam battery, oli atau bensin
- Jangan menduduki tali atau menginjaknya
- Dalam pemakaian, sebisa mungkin lindungi tali dari gesekan pada bebatuan atau pohon
- Hindari turun (descending) dengan cara melompat dan menghentak – hentak
- Bebaskan tali dari semua simpul dan gulung dengan baik
- Periksalah tali sebelum dipakai kembali
- Catatlah riwayat tali untuk mengetahui perkiraannya pada saat akan digunakan kembali seperti tanggal pembelian, diameter, merk, panjang, frekuensi pemakaian, bahkan imfact force-nya (berapa kali tali menahan beban jatuh)

PENGGUNAAN TALI
Penggunaan tali (tanpa beban jatuh) tergantung dari
- Frekuensi pemakaian dan cara penanganannya
- Jenis batuan
- Berdasarkan pintalan tali

Tali dianjurkan tidak digunakan, bila :
- Rusak mekanis (tertimpa batu, terinjak crampon)
- Bagian luarnya (mantle) telah terurai
- Ada bagian yang keras pada bagian intinya
- Terkena atau terkontaminasi zat kimia
- Sesudah umurnya 5 -7 tahun meskipun tak terpakai
- Sudah mengalami beberapa kali imfact force (menahan beban jatuh)

MENGGULUNG TALI
Pada saat disimpan atau dibawa, tali sebaiknya digulung (coiling). Cara umum menggulung tali adalah dengan metode Mountainerr’s Coil dan Butterfly Coil/ Pack Coil. Tetapi itupun juga tergantung kondisi dan kebutuhan dan kebiasaan orang terhadap cara menggulungnya. Mountainner’s Coil biasanya digulung kemudian dibawa dengan diselempangkan pada tubuh atau dimasukkan dalam ransel, sedang Butterfly Coil digulung, kemudian dibawa seakan–akan seperti ransel. Adapula tehnik penggulungan lainnya, misalnya Chaining Coil digunakan untuk menggulung tali yang sangat panjang (100 – 200 m) terutama tali statis.
mountaineer coil


handy coil


butterfly coil

Tidak ada komentar: