Pengertian Survival
Bagi orang – orang yang senang berpetualang dan menjelajah gunung, hutan dan lainnya, harus selalu menyadari adanya resiko di dalam kegiatan tersebut. Resiko apa saja yang mungkin muncul dalam berkegiatan alam bebas terbuka berkaitan erat dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam kegitan tersebut.
Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang essensial dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan alam bebas terbuka. Namun dengan pehamanan, kemampauan dan persiapan akan lebih meminimalisasi bahaya yang kemungkinan timbul.
Dalam berkegiatan alam bebas terbuka, secara umum sumber bahaya dapat berasal dari diri kita sendiri (Subjective Danger), dimana sumber bahaya ini masih berada dibawah kendali kita, potensi bahaya ini bisa berasal dari kurangnya persiapan, keteledoran, sakit, dan lainnya. Bahaya yang kedua adalah bahaya yang bersumber dari lingkungan sekitar (Objective Danger), merupakan potensi bahaya yang berada di luar kendali kita, misalnya badai, hujan, kabut, binatang buas dan sebagainya.
Bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai resiko, suatu waktu mungkin kita akan akan terpaksa mengalami kondisi kritis bahkan survival.
Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan hidup. Sedang survival sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan atau penjelajahan di alam bebas. Orang yang berada dalam keadaan survival sendiri disebut survivor.
Pengetahuan dan tehnik survival harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini, paling tidak ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang harus dilakukannya. Berhasil tidaknya seseorang atau sekelompok orang keluar dari kondisi survival ini, juga sangat tergantung dari kesiapan mental dan fisiknya.
Bagi penggiat alam bebas terbuka huruf – huruf dalam kata survival merupakan beberapa tindakan yang bisa dan mesti dilakukan dijabarkan sebagai berikut :
S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita memahami daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat “Harus Hidup dan “Harus Hidup”
A : Act Like The Native
Mencoba memahami, menghormati perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.
SURVIVAL INDIVIDU
Berada pada keadaan survive seorang diri, selain menghadapi masalah tehnis juga akan mengalami masalah kejiwaan. Sendiri dalam kondisi survival akan mengundang rasa kesepian, bosan, takut ataupun panik.
Kesepian dan bosan dalam kondisi ini seorang diri adalah masalah besar yang harus dapat diatasi ataupun dihindarkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan hidup saat survival.
Secara Psikologis mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan mengerjakan sesuatu yang akan berguna bagi kondisi survival ini, tapi tetap mengatur dan memelihara emosi, kesadaran dan fisik kita.
SURVIVAL KELOMPOK
Berkelompok dalam keadaan survival lebih banyak keuntungannya dari pada survival perorangan, karena pada survival perorangan, seluruh bahaya dan pekerjaan akan dihadapi seorang diri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya komunikasi serta saling menjaga.
Walaupun dalam berkelompok banyak hal yang dapat dilakukan untuk kepentingan bersama tetapi banyak hal yang juga dapat merugikan kelompok. Menyamakan persepsi, tujuan, prioritas pekerjaan adalah hal yang tak mudah, akan banyak waktu pula yang akan terbuang.
Untuk menjaga agar kebersamaan tetap terkontrol pada keadaan survival kelompok, seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin. Dimana seorang yang dipilih mempunyai beberapa kretaria yang bukan hanya kemampuan psikoloigs dan fisikologis saja juga skill yang berhubungan dengan pengetahuan dan tehnik survival.
Dengan mengakui salah seorang dari anggota untuk dijadikan pemimpin sudah dapat menyelesaikan satu masalah dalam kebersamaan
Bagi orang – orang yang senang berpetualang dan menjelajah gunung, hutan dan lainnya, harus selalu menyadari adanya resiko di dalam kegiatan tersebut. Resiko apa saja yang mungkin muncul dalam berkegiatan alam bebas terbuka berkaitan erat dengan bahaya-bahaya yang terkandung dalam kegitan tersebut.
Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang essensial dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan alam bebas terbuka. Namun dengan pehamanan, kemampauan dan persiapan akan lebih meminimalisasi bahaya yang kemungkinan timbul.
Dalam berkegiatan alam bebas terbuka, secara umum sumber bahaya dapat berasal dari diri kita sendiri (Subjective Danger), dimana sumber bahaya ini masih berada dibawah kendali kita, potensi bahaya ini bisa berasal dari kurangnya persiapan, keteledoran, sakit, dan lainnya. Bahaya yang kedua adalah bahaya yang bersumber dari lingkungan sekitar (Objective Danger), merupakan potensi bahaya yang berada di luar kendali kita, misalnya badai, hujan, kabut, binatang buas dan sebagainya.
Bagaimanapun siapnya kita dalam menghadapi berbagai resiko, suatu waktu mungkin kita akan akan terpaksa mengalami kondisi kritis bahkan survival.
Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan hidup. Sedang survival sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan atau penjelajahan di alam bebas. Orang yang berada dalam keadaan survival sendiri disebut survivor.
Pengetahuan dan tehnik survival harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini, paling tidak ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang harus dilakukannya. Berhasil tidaknya seseorang atau sekelompok orang keluar dari kondisi survival ini, juga sangat tergantung dari kesiapan mental dan fisiknya.
Bagi penggiat alam bebas terbuka huruf – huruf dalam kata survival merupakan beberapa tindakan yang bisa dan mesti dilakukan dijabarkan sebagai berikut :
S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita memahami daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat “Harus Hidup dan “Harus Hidup”
A : Act Like The Native
Mencoba memahami, menghormati perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.
SURVIVAL INDIVIDU
Berada pada keadaan survive seorang diri, selain menghadapi masalah tehnis juga akan mengalami masalah kejiwaan. Sendiri dalam kondisi survival akan mengundang rasa kesepian, bosan, takut ataupun panik.
Kesepian dan bosan dalam kondisi ini seorang diri adalah masalah besar yang harus dapat diatasi ataupun dihindarkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan hidup saat survival.
Secara Psikologis mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan mengerjakan sesuatu yang akan berguna bagi kondisi survival ini, tapi tetap mengatur dan memelihara emosi, kesadaran dan fisik kita.
SURVIVAL KELOMPOK
Berkelompok dalam keadaan survival lebih banyak keuntungannya dari pada survival perorangan, karena pada survival perorangan, seluruh bahaya dan pekerjaan akan dihadapi seorang diri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya komunikasi serta saling menjaga.
Walaupun dalam berkelompok banyak hal yang dapat dilakukan untuk kepentingan bersama tetapi banyak hal yang juga dapat merugikan kelompok. Menyamakan persepsi, tujuan, prioritas pekerjaan adalah hal yang tak mudah, akan banyak waktu pula yang akan terbuang.
Untuk menjaga agar kebersamaan tetap terkontrol pada keadaan survival kelompok, seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin. Dimana seorang yang dipilih mempunyai beberapa kretaria yang bukan hanya kemampuan psikoloigs dan fisikologis saja juga skill yang berhubungan dengan pengetahuan dan tehnik survival.
Dengan mengakui salah seorang dari anggota untuk dijadikan pemimpin sudah dapat menyelesaikan satu masalah dalam kebersamaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar