Senin, 29 Desember 2008

Rock Climbing

I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya Rock Climbing merupakan bagian dari mountaineering (kegiatan mendaki gunung, perjalanan petualangan ke tempat-tempat yang tinggi), hanya dalam hal ini kita dihadapkan pada medan yang khusus dengan peralatan khusus pula.
Dengan membedakan daerah atau medan yang dilalui, mountaineering dapat terbagi menjadi; Hill Walking, Rock Climbing dan Ice/Snow Climbing. Hill Walking merupakan perjalanan yang biasa melalui serangkaian hutan dan perbukitan dengan berbekal pengetahuan navigasi dan survival. Kekuatan berjalan naik dan turun adalah faktor utama suksesnya suatu perjalanan. Untuk Rock Climbing, medan yang dihadapi berupa perbukitan bahkan tebing dimana sudah diperlukan kekuatan untuk menjaga kesimbangan tubuh serta menambah ketinggian. Ice/Snow Climbing tak beda dengan Rock Climbing, namun medan yang dihadapi berupa perbukitan atau tebing es/salju.
Rock Climbing sendiri dikenal sebagai suatu perjalanan pendek yang umumnya tidak memakan lebih dari satu – dua hari, namun terkadang lebih, dan kegiatan ini sangat membutuhkan penguasaan tehnik pemanjatan dan pemakaian peralatan.
Kadang timbul pertanyaan pada diri kita; kenapa sih naik gunung? Goerge L. Mallory (pendaki legendaris Inggris) menjawabnya dengan; Because it”s there. Lalu pertanyaan lainnya, apa yang kau dapatkan disana? Reinhold Messner, seorang pendaki besar yang berpengalaman di Himalaya menjawabnya; The mountains tell you, quite ruthlessly, who you are, and what you are. Mountaineering is as game where you can’t cheat……… more than that, what’s important I your determination cool nerves, and knowing how to make the right choice.
Olahraga seperti ini adalah menyenangkan, barangkali sedikit egois. Segala kenikmatan pada saat kita menyelesaikan sebuah medan sulit adalah milik kita sendiri, tidak ada sorak sorai, apalagi pengalungan medali. Sebaliknya, adanya kecelakaan dalam suatu pendakian adalah karena kelalain, karena kekurang hati-hatian, kurang memperhitungkan kemampuan diri atau bahkan keegoisan. Banyak pendaki melakukan turun tebing dengan melompat-lompat bahkan sangat cepat, padahal ini sangat berbahaya, juga memperpendek usia peralatan. Sebaiknya kita menganggap panjat tebing sebagai hobi, seperti hobi-hobi lainnya. Sebagai gambaran bisa kita simak perkataan Walter Bonatti, seorang pendaki kawakan dari Italia, saat melakukan pemanjatan solonya di tebing yang mengerikan di Swiss. Ketika ia sedang mengalami kesulitan melewati dinding overhang (dinding yang menggantung dengan kemiringan 90°), sebuah pesawat yang mencarinya mengitarinya. Kehadiran pesawat menekan kesendiriannya. “ Siapa yang mengatakan bahwa mereka melihatku?, aku berfikir dan merasa bahwa pesawat tersebut adalah bagian dari diriku, yang kini meninggalkan dan merobek hatiku. Aku mulai sadar bahwa aku lebih suka jika terdapat kesunyian yang mutlak. Semua yang tejadi dalam waktu singkat tadi seakan-akan merupakan usaha akhir untuk menghubungkan diriku dengan kehidupan yang mempunyai arti bagi diriku. Pesawat itu berputar-putar kemudian meninggalkan diriku yang seperti mati..”
Rock Climbing adalah tehnik memanjat tebing batu dengan memanfaatkan cacat batuan, baik rekahan maupun tonjolan batu ( crack and ledges ). Dengan pengertian ini maka memanjat tebing tanpa memanfaatkan cacat batuan bukan lagi tehnik Rock Climbing.
Dalam tehnik memanjat, bermacam tonjolan dan rekahan (crack and ledges) dijadikan tumpuan kaki dan tangan, permukaan tebing yang tak rata, karena mengalami pengikisan, akibat pengaruh suhu, angin, air dan lainnya. Dinding mengalami kontraksi dan ekspansi, yang kemudian memunculkan celah dan lubang dari yang kecil, sempit, hingga panjang dan lebar, sehingga dapat djadikan tumpuan.
Tehnik memanjat tebing pada dasarnya merupakan cara agar kita dapat menempatkan tubuh sedemikian rupa, sehingga cukup stabil, memberi peluang untuk bergerak dan dapat bertahan lama (tidak melelahkan). Dengan demikian kita dapat melakukan pemanjatan dengan tepat, aman dan sedapat mungkin cepat.

II. KLASIFIKASI PANJAT TEBING
Dalam panjat tebing terdapat dua klasifikasi pembedaan yaitu;

1.
Pembedaan antara Free Climbing dengan Artificial climbing.
Free Climbing adalah suatu tipe dimana si pemanjat menambah ketinggian dengan menggunakan kemampuan dirinya sendiri, artinya tidak dengan bantuan alat penambah ketinggian. Dalam Free Climbing alat digunakan hanya sebatas pengaman. Bedanya dengan Artificial Climbing, dipakai pula peralatan untuk menambah ketinggian.
2.Pembedaan antara Sport Climbing dengan Adventure Climbing.
Sport Climbing adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor olahraganya, dalam Sport Climbing, pemanjatan dipandang seperti halnya olahraga yaitu untuk menjaga kesehatan tubuh. Sedangkan pada Adventure Climbing, yang ditekankan adalah nilai petualangannnya.

III. KASIFIKASI dan GRADE DALAM PANJAT TEBING
Kelas
Seperti dalam olahraga lainnya, seorang atlit dapat terukur kemampuannya pada suatu tingkat pertandingan. Dalam panjat tebing terdapat klasifikasi tebing berdasarkan tingkat kesulitannya, dengan demikian dapat diukur kemampuan seseorang. Sierra Club, sebuah klub mountaineering membagi kelas-kelas tersebut, terdiri dari;
Kelas 1. Cross Country Hiking
Perjalanan biasa tanpa membutuhkan bantuan tangan untuk mendaki atau menambah ketinggian. Medan dapat dilalui dengan berjalan tegak dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Kelas 2. Scrambling
Medannya sedikit sulit, sehingga diperlukan sepatu yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu, namum belum meggunakan tali.
Kelas 3. Easy Climbing
Secara scrambling dengan bantuan dasar teknik mendaki (climbing) sangat membantu, untuk pendaki yang kurang pengalaman dapat menggunakan tali. Medan semakin curam, sehingga dibutuhkan tehnik - tehnik Climbing, tetapi tali pengaman belum begitu dibutuhkan.
Kelas 4. Rope climbing with belaying
Kesulitan bertambah, sebagai pengaman, belay (pengaman) dipasang pada anchor (titik tambat) alamiah atau buatan, dibutuhkan tali pengaman dan pasak tebing untuk anchor atau runners (Exposeed Climbing ).
Kelas 5
. Kelas ini dibagi menjadi 12 tingkatan (5.1 sampai 5.14), dimana semakin tinggi angka di belakang angka 5, berarti semakin tinggi tingkat kesulitan tebing. Pada kelas ini, runners mulai dipakai sebagai pengaman. Kelas 5 sendiri terbagi atas;
5.1 - 5.4
Terdapat dua tumpuan untuk tangan dan dua untuk kaki dalam tiap gerakan. pegangan bertambah kecil sesuai dengan pertambahan angka.
5.5 - 5.6
Ada tumpuan kedua tangan dan kaki bagi yang berpengalaman, tapi belum tentu untuk pemula
5,7 - 5,8
Lintasan pemanjatan untuk pegangan dan pijakan sangat banyak, besar dan mudah didapat. Sudut kemiringan tebing belum mencapai 90 derajat.
5.9
Mulai agak sulit, dimana jarak antar pegangan dan pijakan mulai berjauhan tetapi masih banyak dan besar
5.10
Kesulitan bertambah. Komposisi pegangan dan pijakan mulai bervariasi, besar dan kecil. Jarak antara celah dan tonjolan mulai berjauhan. Terdapat dua tumpuan tangan dan satu tumpuan kaki, factor kesimbangan mulai dibutuhkan
5.11 - 5,12 Letak satu pegangan dengan yang lainnya berjauhan dan berukuran kecil, yang hanya dapat dipegang oleh beberapa jari saja. Kedua kaki mulai bergerak melebar agar dapat bertumpu pada tumpuan berikutnya. Bentuk tebing mulai bervariasi antara overhang dan roof.
5,13 – 5.14
Jalur lintasan bervariasi antara tebing overhang dan roof dengan satu tumpuan kaki dan satu tumpuan tangan. pemanjat mulai melakukan gerakan gesek (friction) dan bertumpu pada ujung jari (edginh), bahkan harus mengaitkan tumit pada pijakan (hooking)


Dibawah ini adalah penomeran tingkat kesulitan kelas 5 yang berbeda nomor di tiga negara


GRADING COMPARISON CHART

AUSTRIA

PERANCIS

AMERIKA SERIKAT

9

4

5.6

10

4

5.6

11

5a

5.7

12

5a+

5.8

13

5b

5.8

14

5b+

5.8

15

5c

5.9

16

5c+

5.10a

17

6a

5.10b

18

6a+

5.10c

19

6b

5.10d

20

6b+

5.11a

21

6c

5.11b

22

6c+

5.11c

23

7a

5.11d

24

7a+

5.12a

25

7b

5.12b

26

7b+

5.12c

27

7c

5.12d

28

7c+

5.13a

29

8a

5.13b

30

8a+

5.13c

31

8b

5.13d

32

8b+

5.14a

33

8c

5.14b

34

8c+

5.14c

35

9a

5.14


Kelas A

Tingkat kesulitan ini dihitung berdasarkan alat-alat yang digunakan untuk menambah ketinggian. Karena faktor permukaan tebing, seorang pemanjat diharuskan menggunakan alat penambah ketinggian. Dibagi menjadi lima tingkatan (A1 sampai A5). Contoh : Pada tebing kelas 5.4 tidak dapat dilewati tanpa bantuan alat A2, tingkat kesulitan tebing menjadi 5.4 - A2


Grade
Merupakan ukuran banyaknya teknik pendakian yang diperlukan. Faktor rute yang sulit dan cuaca buruk dapat menambah bobot grade menjadi lebih tinggi. Sebagai contoh, tebing kelas 5.7 yang rendah dan dekat dengan jalan raya, mungkin akan mempunyai grade I (satu). Pembagian grade adalah sebagai berikut;

Grade
I.
Bagian yang menimbulkan beberapa kesulitan tehnik, namun dapat ditempuh dalam satu jam. Dengan banyak pitch 1 -2 saja.
Grade II
. Bagian yang menimbulkan beberapa kesulitan teknik, dan harus ditempuh berkisar kira – kira 1 sampai 4 jam. Dengan pitch terbanyak 4 pitch
Grade III
. Bagian yang menimbulkan kesulitan teknik, Harus ditempuh sekitar 4 – 7 jam. dan membutuhkan bantuan alat untuk naik., dengan jumlah tahapan 3 – 8 pitch
Grade IV.
Membutuhkan waktu 7 -10 jam. Medan tersulit dibawah Class 5.7, dengan jumlah tahapan pemanjatan antara 6 -12 pitch
Grade V
. Membutuhkan waktu 1 – 2 hari. Medan tersulit dibawah Class 5,8. dengan tahapan pemanjatan anatara 10 sampai dengan 18 pitch.
Grade VI
. Biasanya membutuhkan waktu dua hari atau lebih dengan banyak medan sulit untuk free climbing maupun artificial climbing. Banyaknya pitch lebih dari 15.

IV. TEHNIK PANJAT TEBING
A. STRUKTUR GUNUNG dan TEBING

Dengan mengetahui struktur gunung atau tebing, akan lebih mudah untuk merencanakan sebuah jalur yang akan dipanjat, merencanakan tempat untuk beristirahat, dan sebagainya. Faktor lain yang memiliki kaitan erat adalah musim dan cuaca, terutama arah angin. Akan lebih sulit memanjat suatu dinding bagian selatan saat angin bertiup kencang dari arah selatan, daripada saat angin bertiup dari arah utara

Seperti juga pada mendaki gunung (hill walking), memanjat tebing juga memerlukan pengetahuan rute yang akan diambil. Di negara-negara maju disediakan buku petunjuk rute suatu tebing dengan tingkat kesulitan, bahkan peralatan yang dipakai. Dengan demikian pemanjat dapat memanjat dengan memperhitungkan kemampuannya.

Umumnya dinding tebing terdiri dari bermacam-macam crack and ledges, yang disebabkan pengaruh suhu, angin, iklim, hujan dan faktor lainnya. Dinding mengalami kontraksi dan ekspansi yang kemudian memunculkan celah dan lubang dari yang kecil, sempit, hingga panjang dan lebar. Karena sering mengalami pengikisan permukaan tebing menjadi tidak rata, sehingga dapat dijadikan tumpuan

Pengetahuan dasar tentang stuktur tebing itu sendiri juga sangat perlu diketahui. Antara lain;

·Bentuk tebing bagian yang dilihat secara keseluruhan mulai dasar sampai puncak
·Blank bentuk tebing yang mempunyai sudut 90° atau vertical
·Overhang bentuk tebing yang mempunyaio kemiringan 10° - 80°, terletak
·Roof bentuk tebing yang mempuyai sudut 0° - 80°, terletak menjorok ke dalam
·Top bagian tebing paling atas, yang merupakan tujuan akhir pemanjatan

Kemudian ada soal bentuk permukaan tebing yang merupakan bagian dari tebing nantinya akan digunakan untuk pegangan atau pijakan dalam suatu pemanjatan. Bagian ini dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu



-
Face permukaan tebing mempunyai tonjolan


- Slap / friction permukaan tebing yang tanpa tonjolan atau celah, rata, dan tak ada cacat batuan

- Fissure permukaan tebing yang mempunyai celah/crack

Basic Anchoring

Merupakan sistem pengamanan pada suatu kegiatan yang dianggap beresiko tinggi, seperti, Rock Climbing, Rappelling, Caving, Rescue dan sebagainya, dengan membuat suatu penambatan-penambatan (anchoring).
Namun ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam membuat suatu ancho, antara lain, benda yang akan dijadikan titik tumpuan, peralatan pendukungnya, beban yang akan didapat anchor tersebut, dan lainnya.

TEHNIK -TEHNIK PENAMBATAN
Anchor Point
Adalah tehnik membuat tambatan (anchor) pada suatu benda. Baik memanafaatkan benda dari alam (natural anchoar) ataupun benda buatan (artificial anchor)

-Natura
l Anchor
Titiktambat yan
g dibuat dengan memanfaatkan langsung permukaan bebatuan atau benda-benda alam, seperti pada tonjolan batu, lubang pada tebing, pohon dan lainnya

--Artificial Anchor
Adalah titik
tambat yang dibuat dengan peralatan modern, seperti choks, friends, cam, bolt, piton dan lainnya.

Anchor System
Berbagai bentuk penambatan (anchor) sangat pula tergantung dari benda yang dijadikan tumpu
an, kekuatan benda tersebut, serta beban yang terhubung dengan achor tersebut.
sebaiknya ji
ka kita membuat suatu anchor, kita juga membuat cadangannya (back-up), dengan begitu akan lebih menjamin terhadap fungsi anchor itu sendiri.
Beberapa
sistem yang dipakai antara lain:
-Self Adjusting Be
lay
Anchor yang membentuk suatu sudut dengan dua titik kekuatan

-Triangle Power
Anchor yang dibentuk u
ntuk mempunyai segitiga kekuatan

-On The Bight
Suatu
anchor yang dibentuk berdasarkan jumlah loop pada suatu knot dengan sistem on the bight, seperti; Figure of Eight on The Bight atau Bowline On The Bight

-In Line Knot
Suatu anchor dibuat denga
n membentuk simpul (knot) pada lintasan tali.

Sabtu, 27 Desember 2008

G.Gede Hot Water Steam

Inilah salah satu sudut Pos Air panas G. Gede. Buat temen-temen yang sudah atau belum pernah naik G.Gede Pangrango lewat jalur Cibodas, pasti akan melintas suatu sungai air panas (hot water steam) yang berada antara Pos Pemandangan menuju Pos Kandang Batu. Sumber air panasnya yang mengandung sulfur berasal dari kawah G. Gede sendiri.
Ada sebuah kepercayaan bahwa mandi air panas bersumber dari bumi akan menghilangkan berbagai macam penyakit, terutama penyakit kulit, dan banyak ahli medis pun yang mendukung hal ini. Bahkan ada sebuah merk sabun mandi, yang bahannya dicampur dengan zat sulfur

Jumat, 26 Desember 2008

Misteri Gunung Rinjani


Pada jaman dahulu tidak jauh dari pelabuhan Lembar, terdapat sebuah Kerajaan Taun yang diperintah oleh seorang Raja yang sangat bijaksana bernama Datu Taun bersama permaisurinya yang sangat cantik Dewi Mas.

Di bawah pemerintahan Raja Datu Tuan, kerajaan dalam keadaan aman, damai, dan tenteram. Namun meskipun demikian Raja kelihatan sering bersedih, hal ini dikarenakan beliau belum dikarunia seorang putera, sementara Raja dan Permaisuri sudah semakin bertambah tua.

Pada suatu hari Raja dan permaisuri duduk bercakap-cakap membicarakan masalah keluarga. Baginda mengemukakan bagaimana susahnya kelak karena tidak memiliki anak. Bersabdalah Datu Tuan "Adinda kanda ingin menyampaikan permintaan, ijinkanlah kakanda mengambil istri seorang lagi. Mudah-mudahan dengan demikian kita akan dikaruniai anak yang akan menggantikan pemerintahan kelak" Setelah Sang Permaisuri menyetujui, maka Baginda Datu Tuan segera meminang seorang gadis cantik yang bernama Sunggar Tutul, puteri dari Patih Aur.

Semenjak itu perhatian Raja terhadap Dewi Mas berkurang, beliau lebih sering tinggal di istana isteri yang baru. Raja yang terkenal adil ini telah bertindak tidak adil terhadap permaisurinya. Meskipun demikian Dewi Mas tetap selalu sabar, dan karena kemurahan Yang Maha Kuasa maka Dewi Mas mengandung.

Berita tentang Dewi Mas mengandung ini tentu saja mengejutkan Sunggar tutul, ia takut Raja akan berpaling dari dirinya dan kembali ke Permaisuru Dewi Mas. Untuk itu dengan cara yang licik Sunggar Tutul menghasut Raja, bahwa kehamilan Dewi Mas diakibatkan oleh perbuatan serong dengan seorang yang bernama Lok Deos.

Murkalah Baginda Datu Tuan, maka Dewi Mas pun di usir dari istana dan dibuang ke sebuah gili. Dengan ditemani para pengiringnya Dewi Mas tinggal di gili, mereka membangun suatu pemukiman. Dewi Mas tetap tegar dalam menempuh kehidupan menuju hari depan.

Pada suatu ketika lewatlah sebuah kapal mendakati gili tersebut, seperti ada suatu kekuatan gaib sang Nakhoda kapal tersebut mengarahkan kapalnya ke gili, dan dari kejauhan dia melihat seorang wanita cantik yang bersinar. Nakhoda dan para awak kapalpun berlabuh dan mampir ke pondok Dewi Mas. Setelah dijamu para penumpang kapal tersebut menanyakan kenapa Dewi Mas bisa tinggal di tempat tersebut, karena selama ini gili tersebut tidak berpenghuni. Dewi Mas pun menceritakan semua peristiwa yang dialaminya. Dewi Mas meminta Nakhoda dan awak kapal tersebut untuk mengantarkannya ke pulau Bali. Akhirnya Dewi Mas beserta para pengiringnya tinggal di Bali dan membangun pemukiman baru. Hari kelahiranpun tiba, Dewi Mas melahirkan dua anak kembar yang masing-masing disertai dengan keajaiban. Seorang bayi laki-laki lahir beserta sebilah keris, dan seorang lagi bayi perempuan lahir beserta anak panah. Bayi laki-laki ini diberi nama Raden Nuna Putra Janjak sedangkan bayi perempuan dinamakan Dewi Rinjani.

Kedua bayi tersebut tumbuh besar menjadi anak-anak yang lucu dan menarik. Namun pada suatu hari kedua anak tersebut menanyakan siapakah ayah mereka, karena selama ini mereka sering diejek teman-temannya karena tidak punya ayah.

Karena desakan kedua anaknya yang terus menerus, maka Dewi Mas pun menceritakan semua kisah yang dialaminya. Diceritakannya bahwa ayah mereka adalah seorang Raja di Lombok yang bernama Datu Taun, dirinya dibuang ke sebuah gili karena difitnah oleh madunya Sunggar Tutul.

Raden Nuna Putra Janjak menjadi sangat marah dia memohon kepada ibunya agar diijinkan untuk menemui ayahnya ke Lombok. Karena terus didesak akhirnya Dewi Mas pun mengijinkan puteranya bersama para pengiring berlayar ke Lombok.

Sesampai di Lombok Raden Nuna Putra Janjak segera masuk ke istana namun di hadang oleh para penjaga. Pertarunganpun tak terelakkan, Raden Nuna Putra Janjak meskipun masih kecil namun dengan keris ditangan yang muncul bersamaan ketika ia lahir, sangatlah sakti dan tak tertandingi. Banyak lawan yang tak berdaya hingga Baginda Datu Taun harus turun bertanding. Pertarungan yang serupun terjadilah, mereka saling menghujamkan kerisnya. Mereka berdua sama kuat, keris masing-masing tidak dapat saling melukai. Tiba-tiba terdengarlah suara gaib dari angkasa " Hai Danu taun, jangan kau aniaya anak itu. Anak itu adalah anak kandungmu sendiri dari istrimu Dewi Mas". Setelah mendengar suara itu , ia amat menyesal maka dipeluknya Raden Nuna Putra Janjak. Setelah mendengar cerita dari Raden Nuna Putra Janjak , maka Baginda Datu Tuan segera menjemput permaisuri ke Bali. Seluruh istana dan penduduk Taun bersuka cita, Dewi Mas tidak menaruh dendam sama sekali kepada Sunggar Tutul, mereka semua hidup damai dan tenteram.

Raden Nuna Putra Janjak tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang sangat tampan dan bijaksana. Baginda Datu Taun sudah semakin tua dan akhirnya menyerahkan tahta kerajaan kepada puteranya. Sesudah puteranya naik tahta Baginda Datu Taun kemudian menyepi di gunung diiringi putrinya Dewi Rinjani. Di puncak gunung itulah baginda dan puterinya bertapa bersemedi memuja Yang Maha Kuasa.

Di puncak gunung ini Dewi Rinjani diangkat oleh para Jin dan mahluk halus menjadi Ratu. Dan sejak saat itulah gunung yang tinggi di pulau Lombok tersebut dinamakan Gunung Rinjani.

> Ricardo Cassin

There is no person all over the world fond of alpinism that does not know the great man like Riccardo Cassin.
With his name are associated enterprises and memories that put him rightly among the narrow circle of those who wrote the history of this fascinating sport. Now a days after some years and even if present materials allow quick and safe climbing, many routes traced by him during the thirties are still test bench for those who practice this discipline.
.

The alpinist Riccardo Cassin is indissolubly linked to the figure of the man Riccardo Cassin. The great determination, the spirit of sacrifice, the strength and the courage of the man who goes to the mountain is the same that follows him in his daily life.
Native of Friuli (he was born in S. Vito al Tagliamento on 02.01.1909), he was a young boy when he moved to Lecco looking for a job, after his father's death.
The economical and political situation of that moment were not so optimistic but it is in such occasions that comes out the strong will to reach his own aims: he worked twelve hours a day, attended the evening school and in few time he became workshop foreman and director of a company of electrical system.
But the love for the mountain had already bloomed and with he started with his friends the first excursions on the Resegone, the mountain that crowns the city of Lecco.

Kamis, 25 Desember 2008

> HENRIECH HARRER


Pendaki dari Austria ini sukses mencapai puncak Eiger melalui sisi utara bersama Friz Kasparek, dan dua pendaki Jerman pada di bulan Juli 1938, dan di beri penghargaan oleh Adolf Hitler. Petualangannya di Tibet dibukukan dalam karyanya sendiri yang kemudian difilmkan dan diperankan oleh Brad Pitt (Seven Years in Tibet)

> Kartini Jungle Basic Survival Course

Foto ini diambil kala saya sedang memberikan materi How to Build a Bivoac, pada Kartini Jungle Basic Survival Course , April 2007. KJBSC merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Yayasan Survival Indonesia, yang dilaksanakan sekitar bulan April. Kegiatan ini melatih dan mendidik siswinya bagaimana kondisi dan apa saja yang dilakukan oleh Survivor.
Kegiatan inipun didukung pula oleh beberapa sponsor, misalnya Eiger, Avtech dan lainnya

> REINDHOLD MESSNER


THE FIRST MAN SUMMITED 14 HIGHES PEAK IN THE WORLD

Mencapai puncak gunung-gunung tinggi tanpa bantuan tabung oksigen adalah prestasi yang lain dan tersendiri, Hanya ada segelintir orang yang sanggup melakukan petualangan yang beresiko sangat tinggi ini. Tipisnya kadar oksigen menyebabkan para pendaki terpaksa mengandalkan tabung tersebut untuk mencapai puncak. Mereka khawatir dengan gangguan kesehatan yang muncul bila nekat tak menggunakannya.

Salah satu kunci kesuksesan tim Inggris, yang menghantarkan Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay mencapai titik 8.848 meter (Everest) adalah bantuan tabung oksigen. Sejak awal ekspedisi tim ini tak melarang penggunaannya. Sebab pada ekspedisi yang dilaksanakan pada 13 April – 3 Juni itu memang bertujuan mengantarkan orang yang pertama memuncaki Everest. Karena sebelumnya beberapa ekspedisi mengalami kegagalan.

Mendaki gunung-gunung tinggi di dunia-terutama diatas 8000-an meter tanpa bantuan tabung oksigen sempat menjadi kontroversi. Usaha mencapai puncak Everest tanpa tabung oksigen diawali oleh George L, Mallory (Inggris). Ia menolak menggunakan tabung tersebut saat melakukan ekspedisi kedua tim Inggris yang dilakukan pada April-Juni 1922. Walaupun ekspedisi ini gagal mencapai puncak, Mallory sanggup mencapai ketinggian 27.000 feet tanpa oksigen, dimana rekannya yang menggunakan tabung hanya sampai 300 feet di atas Mallory.

Kadar oksigen yang tipis dapat mengganggu kinerja otak, bahkan menimbulkan halusinasi. Walau ia menyadari, dengan menggunakan tabung ia akan mendapat banyak keuntungan, Namun Mallory merasa aneh jika memakainya. Pada ekspedisi tim Inggris ke Everest kali ketiga, ia hilang bersam rekannya Andrew Irvine. Tubuh beku keduanya ditemukan dekat dengan puncak pada tanggal 8 Juni 1924.

Era tahun 70an, wacana pendakian tanpa bantuan tabung oksigen kembali mengemuka. Beberapa pendaki menyatakan, sebuah pendakian akan terbilang sukses tanpa bantuan tabung tersebut, Gaya pendakian tanpa tabung oksigen dihantarkan oleh dua pendaki pemula saat itu, Reinhold Messner dan Peter Habeler, keduanya begitu bersemangat membuktikan, jiwa olahraga dunia pendakian akan lebih terasa bila dijalani tanpa tabung oksigen yang digendong di punggung.

Di tahun 1974, Messner dan Habeler berhasil memanjat dinding utara (North Face) Eiger (Perancis) hanya dalam waktu 10 jam. Keduanya berpendapat, kecepatan pendakian berbanding lurus dengan keselamatan diri. Pendakian kilat itu dapat mengurangi ancaman longsoran salju dan kemungkinan cuaca buruk, ini juga didukung dengan perlengkapan pendakian yang dihitung dengan amat cermat, sebagai usaha mengurangi beban.

Kesuksesan di Eiger, makuin menambah semangat mereka. Keduanya terus memacu program latigan yang bertujuan akhir menghantarkan mereka tanpa tabung oksigen ke puncak di atas 8000 meter pada tahun 1975. Usaha mereka tak sia-sia, Dengan hanya membawa 12 porter untuk mencapai kemah induk (basecamp), di tahun yang sama pasangan pendaki legendaris ini mencapai puncak Gasherburm I / Hidden Peak (8,068 m) di Pakistan. Dan hebatnya merekapun sukses membuka jalur baru; rute barat laut (northwest route) yang merupakan jalur naik dan turun mereka.

Usai pendakian itu, duet handal ini seperti tak sabar menyiapkan petualangan berikutnya, yaitu dengan taget memuncaki Everest dan tentunya tanpa bantuan tabung oksigen.

Sejarah itu terjadi di tahun 1978, mereka mendaki tanpa membawa tenda, menuju puncak melalui South Col. Tantangan alam yang amat berat, mampu dilewati. Kebisuan dan hanya kadang saling pandang menjadi bahasa mereka, karena keduanya mempunyai ikatan yang sangat kuat sebagai tim. Habeler sempat khawatir akan kadar oksigen yang tipis di ketinggian yang dapat merusak otak sampai kehilangan memorinya. Mereka akhirnya menginjakkan kakinya di puncak, dimana secara fisik Habeler mengaku letih, namun hasrat mencapai puncak yang begitu tinggi mampu mengalahkan segalanya. Karena takut akan kerusakan fungsi otak, Habeler turun ke South Col meluncur menggunakan kapak esnya, dalam waktu hanya 1 jam,……… ajaib ………..

Di tahun yang sama, Messner berhasil mencapai puncak Nanga Parbat (8.125 m) tanpa bantuan tabung oksigen. Bagi para pendaki prestasi itu seolah tenggelam, mereka justru penasaran dengan “pendakian seorang diri” Messner dalam usaha mencapai puncak gunung nomer sembilan yang berada di Pakistan itu hanya dalam waktu 12 hari.

Mungkin merasa diabaikan, dua tahun kemudian Messner kembali menciptakan sensasi. Pada tanggal 18-21 Agustus 1980, ia sukses membuat rekor lagi, kini di Everest, mendaki seorang diri tanpa tabung oksigen, dimana dihari ketiga, dengan tubuh yang letih ia mampu berdiri di titik 8.848 m tersebut.. Saat tiba di kemah induk, Messner berucap terbata-bata, “Saya tak dapat mengulanginya lagi, saya telah mencapai batas kemampuan saya. Dan saya merasa bahagia”

Namun, rekornya tak berhenti disitu. Ketika berumur 42 tahun, pada 17 Oktober 1986, bersama Hans Kamerlander, ia menerima suguhan kopi panas di kemah induk Lhotse (8.516 m). Inilah sambutan teman-temannya, setelah mereka menaklukkan puncak nomer empat di dunia tersebut. Ini sekaligus menobatkan Messner sebagai orang pertama yang berhasil menaklukkan 14 puncak tertinggi di dunia.

Dan ia terus membuat rekor-rekor baru dalam dunia petualangan. Ia sempat hadir bersama sang istri, ketika perayaan 50 tahun Everest pertama kali diraih Hillary dan Norgay. Reinhold Messner memang sebuah fenomena dalam dunia petualangan dunia.