Rabu, 03 Juni 2009

PembagianTehnik - tehnik Pemanjatan

Lead Climbing

Ada dua macam yaitu Sport Climbing dan Traditional (Trad) Climbing. Berbeda dengan toproping dimana tali pengaman terikat ke pemanjat dan mengulur ke karabiner di puncak tebing dan kembali ke bawah terikat pada belayer, pada lead climbing tali tidak menjulur ke jangkar pengaman di puncak tebing melainkan dari belayer langsung ke pemanjat. Pada saat pemanjat mulai memanjat si belayer mengulurkan tali, kemudian pada interval ketinggian tertentu (misalnya setiap 3 meter) pemanjat terus memasang alat pengaman, jika dia jatuh maka belayer akan mengunci tali pengaman dan pemanjat akan menggantung pada tali yang mengulur keatas ke alat pengaman terakhir yang dia pasang. Perbedaan dari Sport dan Trad Climbing yaitu dari rute pemanjatan.

Pada sport climbing rute yang dipanjat umumya dibolted artinya pada interval ketinggian tertentu ada besi berlubang (hanger) yang dipasang/ditempel (menggunakan mur dan juga kadang lem resin) pada dinding tebing. Pemanjat harus membawa beberapa quickdraws (sepasang karabiner yang terhubung dengan sling/tali nylon kuat). Si pemanjat mengklip satu karabiner di quickdraw tersebut pada bolt yang ada di dinding tebing dan kemudian mengklip tali pengaman pada karabiner yang lain.

Sedangkan pada Trad Climbing, dinding tebing benar-benar bersih dari bolts dan hangers, tidak ada pengaman buatan yang dipasang pada dinding. Biasanya dilakukan oleh dua orang. Si pemanjat harus membawa alat pengaman sendiri dan memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis pemanjat pertama membuat stasiun belay untuk membelay pemanjat kedua. Pemanjat kedua yang sebelumnya membelay pemanjat pertama mulai memanjat tebing dan membersihkan (mengambil kembali) alat pengaman yang dipasang di dinding tebing oleh pemanjat pertama. Alat pengaman yang digunakan pada Trad Climbing ini bisa berupa friends/ cams, nuts, tricams, hexagon, bigbro dan lain lain. Peralatan ini mahal dan tidak bisa sedikit, kamu harus memiliki beberapa set yang terdiri dari berbagai ukuran untuk bisa memanjat rute dengan aman dan baik. Beberapa set ini kemudian biasa disebut RACK (baca: rak)

Toproping

Pemanjatan dengan tali pengaman yang bisa diibaratkan dengan tali timba disumur. Ember dianggap sebagai pemanjat, penimba dianggap sebagai pembelay sedangkan katrol dianggap sebagai jangkar pengaman (anchor) yang berada di puncak tebing. Pada saat pemanjat mulai memanjat tali yang mengambang/terulur (slack) ditarik oleh pembelay sehingga jika pemanjat jatuh dia tak akan jatuh ke tanah melainkan menggantung seperti ember timba yang menggantung di tengah sumur. Setelah pemanjat sampai dipuncak, pembelay mengendurkan-ngendurkan tali untuk menurunkan si pemanjat ke tanah.


Free Soloing
Yaitu kategori panjat tebing yang dilakukan sendirian (tanpa partner) pada tebing tinggi tanpa tali pengaman. Alat yang dipakai hanya sepasang sepatu panjat tebing dengan kantong berisi kapur. Jenis pemanjatan ini hanya dilakukan oleh profesional yang sudah bergelut lama dengan tebing. Pemanjat free solo yang bijak biasanya hanya memanjat rute yang sudah ia kenal dengan baik dan ia panjat berkali-kali dengan pengaman. Dia juga sudah tahu betul batas kemampuannya dan tidak pernah memanjat rute yang dianggapnya sulit. Kalaupun ia mentok ditengah jalan ia berani mundur dengan balik turun ke bawah dan bukannya nekat meneruskan pemanjatan ke puncak tebing. Dua free soloer yang sangat terkenal yaitu John Bachar (USA) dan Peter Croft (Canada).
Semua tipe pemanjatan diatas masuk kedalam golongan FREE CLIMBING artinya pada saat pemanjatan, pemanjat hanya menggunakan tangan dan kaki dan tebing panjat untuk naik keatas mencapai akhir rute panjat. Anda tidak diperbolehkan menarik tali quickdraws, menginjak bolts, menggantung pada tali pada saat memanjat. Golongan kedua yaitu AID CLIMBING. Aid artinya alat, dalam golongan ini tidak peduli bagaimana caranya, dengan berbagai macam alat, bahkan tangga yang terbuat dari tali tambang, anda bisa sampai ke puncak. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu:
Big Wall yaitu pemanjatan yang biasanya dilakukan berhari-hari dengan melakukan kemping di tebing panjat. Para pemanjat membawa berbagai peralatan yang dapat mempermudah akses vertikal. Ini tipe panjat tebing yang paling banyak memerlukan alat, karena bukan saja alat panjat tetapi juga alat kemping dan lain-lain.

Tiga jenis panjat lain yaitu Ice Climbing (memanjat es), Mixed Climbing (memanjat campuran tebing batu dan es) dan Mountaineering/ Alpine Climbing (memanjat gunung-gunung tinggi melewati gunung salju, glasier dan puncak-puncak bukit)

Setiap pemanjat bisanya memulai karir panjat tebingnya dari bouldering, kemudian toproping untuk jangka waktu yang cukup sampai dia percaya diri untuk beranjak ke lead climbing. Ada kesan bahwa pemanjat belum benar-benar melakukan panjat tebing kalau levelnya belum sampai ke Lead Climbing. Benar atau tidak terserah kamu.

Tidak ada komentar: